DARA | BANDUNG – Komandan Sekor 22 Satgas Citarum Harum, Kolonel Inf. Asep Rahman Taufik, memantau sekitar 1.900 hektar lahan Kawasan Bandung Utara (KBU) rusak. Karena itu ia menggandeng Pemkot Bandung dan Pemkab Bandung Barat, Jawa Barat agar lebih berperan aktif memperhatikan kelestarian kawasan tersebut.
“Niatan kami ingin mempertemukan dua pengambil kebijakan. Sekarang kalau kita di sini bisa melihat betapa rusaknya lahan di Bandung Utara. Dampaknya sudah terasa setiap hujan air di bawah tidak terkendali,” katanya, di Desa Pagerwangi, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB), tempo hari.
Asep mengungkapkan, di sektor yang ia pimpin, dari wilayah Cimenyan sampai Punclut, terpantau sekitar 1.900 hektar lahan KBU dalam kondisi memprihatinkan. Untuk itu, dia sudah menyiapkan 290.000 pohon untuk mereboisasi KBU.
Pihaknya sudah menanam sebanyak 2.000 bibit pohon dari berbagai jenis di kawasan Punclut. Sedangkan pada Sabtu (2/3/2019), menanam sebanyak 700 pohon secara serentak.
“Saat ini masih musim hujan. Kita manfaatkan untuk menanam. Kita tidak akan berhenti Desa Pagerwangi, Kecamatan Lembang berada di Kabupaten Bandung Barat. Saya bercita-cita menghijaukan kembali Bandung Utara,” ujarnya.
Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana, juga turut menanam pohon di Desa Pagerwangi, Kecamatan Lembang KBB, sekali pun wilayah Punclut secara administratis termasuk ke KBB. “Namun Kota Bandung harus tetap memberikan perhatian. Karena dari daerah KBU (kawasan Bandung Utara) memberikan dampak cukup signifikan bagi Kota Bandung,” katanya.
Menurut dia, lingkungan Kota Bandung memiliki ketergantungan dengan daerah lain. Salah satunya terkait kelestarian lingkungan di KBU.
“Kota Bandung berkepentingan terhadap program penanaman pohon di wilayah ini. Kalau lingkungan di sini semakin baik akan memberikan dampak dan manfaat baik untuk Kota Bandung,” ujar dia.
Ia memaparkan, KBU merupakan daerah resapan air yang harus dipertahankan, sehingga keberadaan pohon sangat penting untuk menjaga tanah di kawasan perbukitan. Dengan minimnya area hijau, ancaman musibah longsor dan air bah bisa datang ketika musim hujan tiba.
Ia mencontohkan, bencana yang terjadi di kawasan Cilengkrang, Kabupaten Bandung dan Cicaheum, Kota Bandung. Hal ini disinyalir sebagai dampak dari kurangnya daerah resapan di wlayah perbukitan.
“Oleh karena itu Kota Bandung sangat berkepentingan dengan kegiatan penanaman pohon ini. Kalau kita tidak pelihara lingkungan kita, khususnya di utara, Kota Bandung akan mendapatkan banyak masalah,” katanya.
Oleh karena itu, Yana berharap kegiatan reboisasi di KBU bisa terus berjalan secara masif dan berkelanjutan. Program ini juga mesti diperkuat dengan kolaborasi yang kompak antarwilayah di KBU.
“Mudah-mudahan kegiatan ini bisa berkesinambungan, dan mudah-mudahan bisa terus berkolaborasi mempertahankan daya dukung terhadap lingkungan kita. Pemerintah kota tidak bisa berdiri sendiri, harus ada kolaborasi dengan Bandung Raya,” ujarnya.***
Editor: Ayi Kusmawan