Sebanyak 15 sekolah di Garut Selatan terdiri dari 9 SMA dan 6 SMK sudah mulai belajar tatap muka. Zero kasus Covid-19, jadi salah satu pertimbangan pemberian izin sekolah kembali dibuka.
DARA | GARUT – “Total sudah ada 15 SMA/SMK yang sudah diizinkan tatap muka. Itu hasil verifikasi bersama gugus tugas kecamatan. Di sana itu memang nihil kasus Covid-19,” ujar Kepala Cabang Dinas (KCD) Pendidikan Wilayah XI Garut, Asep Sudarsono, Rabu (25/11/2020).
Meski telah diizinkan melakukan pembelajaran secara tatap muka, ujar Asep, proses pembelajaran dilakukan dengan tetap menggunakan protokol kesehatan.
“Pembelajaran hanya 4 jam dari jam 7.00 sampai jam 11.00, kemudian, pembelajaran juga maksimal 50 persen kapasitas,” ujarnya.
Asep menyebutkan, untuk wilayah utara dan kota hingga kini masih belum ada sekolah yang diizinkan melakukan pembelajaran tatap muka. Karena masih zona merah, pembelajaran secara daring masih jadi solusi sebelum sekolah diberi izin untuk dibuka.
“Selain daring, ada cara lain untuk pembelajaran jarak jauh yakni belajar dari TV. Kalau secara umum kesiapan sekolah sudah baik, tinggal posisi zonanya saja,” katanya.
Asep menuturkan, walaupun pemerintah mengizinkan (sekolah buka), namun tetap akan dilakukan verifikasi sesuai standar yang ada. Diantaranya mengecek kesiapan satuan pendidikan mulai dari sarana dan prasarana (sapras), juga kurikulum dan guru.
Kalau memang kondisinya tak memungkinkan, ujar Asep, walaupun ada izin, pihaknya tetap mengutamakan kesehatan siswa, guru dan orang tua (ortu). Ia mengaku khawatir sekolah jadi pusat klaster penyebaran Covid-19.
“Makanya untuk pembukaan sekolah, kami tetap harus berkoordinasi dan melibatkan banyak unsur. Kalau di sekolah terjadi, khawatir masuk ke masyarakat, nantinya semakin banyak yang terkena covid-19,” ujarnya.
Asep menambahkan, sebagai persiapan, pihaknya akan tetap melakukan verifikasi. Sehingga saat sekolah dibuka, sarana dan prasananya hingga kurikulum sudah siap.
“Jadi kesiapan itu yang diverifikasi. Agar pembelaharan belajar dengan aman,” katanya.***
Editor: denkur