DARA | BANDUNG – Sebanyak 15 orang siswa setingkat SMA/SMK asal Kota Cotabato, Filipina, belajar mengenai toleransi di Kota Bandung. Mereka akan tinggal di rumah-rumah para orangtua angkat selama sepuluh hari mulai 22 Januari hingga 2 Februari 2019.
Para orang tua angkat tersebut merupakan orang tua dari para siswa terpilih dari lima sekolah di Bandung yakni SMAN 2, SMAN 3, SMAN 5, SMAN 8, dan SMAN 20. Kegiatan ini merupakan bagian dari program pertukaran pelajar dan implementasi kerja sama sister city antara Kota Bandung dan Kota Cotabato.
Selain menetap dengan keluarga angkat, para siswa dari Cotabato juga akan mengunjungi beberapa rumah ibadah seperti Masjid Salman ITB, Sekolah Islam Daarut Tauhid, Gereja Katedral, dan Vihara. Tidak ketinggalan, mereka juga akan berkunjung ke sejumlah museum dan gedung kreatif di kota berjuluk Parijs Van Java ini.
Cultural Officer and Attache of the Philippine Embassy in Jakarta, Buenaflor K. Cruz, sangat antusias menyambut program pertukaran pelajar ini. Bukan hanya karena Bandung sebagai kota wisata melainkan juga sangat bersejarah karena pernah menjadi tuan rumah Konferensi Asia Afrika.
“Unity in diversity, di Bandung banyak sekolah dengan agama yang berbeda, keberagaman budaya. Para siswa bisa saling belajar bahasa masing-masing dan cara hidup masyarakat Kota Bandung,” katanya saat pembukaan program pertukaran pelajar di Auditorium Rosada, Balai Kota, Jalan Wastukancana, Kota Bandung, Jumat (25/1/2019).
Menurut wanita penyuka tahu dan tempe goreng tersebut, penting untuk mengetahui toleransi dan saling menghargai yang terbangun di Indonesia terutama Kota Bandung. Dengan begitu, saat kembali ke Cotabato para peserta memperoleh wawasan luas serta pengalaman berharga.
“Saat pulang ke Cotabato, jangan pernah lupakan bagaimana keramahan dan toleransi yang ada di Kota Bandung,” ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana, mengemukakan, program pertukaran pelajar ini merupakan wujud implementasi dari kerja sama antara kedua kota yang sudah diinisiasi sejak lama. Kota Bandung dan Cotabato punya beberapa persamaan di antaranya mayoritas penduduknya muslim, pusat perdagangan dan pendidikan.
Ia berharap para siswa dapat merasakan tinggal di Kota Bandung dengan segala keberagamannya dan punya pengalaman lintas budaya serta program ini dapat menjadi awal dari kerja sama lainnya. “Semoga hubungan persahabatan Bandung dan Cotabato dapat meningkat dan membawa manfaat bagi semua.”***