DARA | BANDUNG – Kekuatan agama dan kematangan usia menikah merupakan kunci utama ketahanan keluarga secara internal.
Demikiankata Wakil Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Jawa Barat, Lina Marlina Ruzhanul Ulum, saat memberi pengarahan dalam Orientasi Ketahanan Keluarga TP PKK Provinsi Jawa Barat, di Bandung, Selasa (23/4/19).
Menurut dia, dengan landasan agama yang kuat seseorang akan memiliki tujuan menikah yang mantap dan fokus pada keluarga. Sementara dengan usia menikah yang matang, seseorang terutama calon ibu akan lebih siap mendidik dan mengasuh anak-anaknya kelak.
Ia bercerita waktu sarling (siaran keliling) ke sebuah kabupaten di Jawa Barat bertemu bertemu dengan seorang wanita muda berusia 20 tahunan, anaknya sudah enam orang. “Saya tanya kapan menikah, dia menjawab ketika baru lulus SD. Ini miris sekali, di zaman modern ini masih ada yang seperti itu.”
Kader PKK, lanjut dia, harus bisa membina masyarakat sejak saat mereka akan menikah. “Kita beri tahu agar mereka punya tujuan berkeluarga.”
Menikah di usia matang, masih menurut dia, juga memberi kesempatan bagi orang tua untuk menyekolahkan anak-anaknya sampai pendidikan tinggi. Pendidikan inilah yang akan menentukan kualitas kehidupan ekonomi keluarga, pergaulan yang dipilih, serta seberapa bagus penguasaan teknologi keluarga bersangkutan.
“Menjaga ketahanan keluarga merupakan hal yang sulit, namun mesti diperjuangkan,” kata Lina.
Isteri Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum, ini berharap orientasi Pokja I TP PKK Kabupaten/Kota se-Jawa Barat tersebut akan memberikan wawasan lebih kepada para kader khususnya terkait ketahanan keluarga. Dengan begitu para kader dapat menjadi kepanjangan tangan pemerintah dalam mengedukasi masyarakat.***
Editor: Ayi Kusmawan