DARA | BANDUNG BARAT – 18 warga asal empat kecamatan di Kabupaten Bandung Barat (KBB) menjadi korban gigitan anjing yang diduga terinfeksi virus rabies. Peristiwa di Kecamatan Gunung Halu, Rongga, Cililin, dan Kecamatan Sindangkerta tersebut terjadi sejak Senin (4/2/2019) lalu.
Berdasarkan data yang di Bidang Kesehatan Hewan (Keswan) Dinas Perikanan dan Peternakan, Kabupaten Bandung Barat hingga Selasa (12/2/2019), tercatat empat korban berasal dari Kecamatan Sindangkerta, enam orang dari Kecamatan Gunung Halu, satu orang dari Kecamatan Rongga, dan tujuh orang dari Kecamatan Cililin.
Anjing yang mengigit korban, menurut Kepala Bidang (Kabid) Keswan, Wiwin Arianti, berjumlah tiga ekor. Dua ekor di antaranya anjing peliharaan dan satu ekor anjing liar. “Tiga korban digigit anjing peliharaan dan sisanya adalah korban anjing liar,” kata dia, di ruang kerjanya, Rabu (13/2/2019).
Semua korban telah ditangani Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bandung Barat dengan memberikan suntikan vaksin anti rabies (VAR).Upaya tersebut, lanjut dia, dilakukan untuk menghindari kejadian yang tidak diinginkan, karena gigitan anjing rabies bisa menyebabkan kematian.
“Kita suntik VAR hari pertama kejadian, selanjutnya hari ke-7 dan ke-21untuk mematikan virus yang tersebar dalam tubuh korban melalui air liur anjing,” ujar dia.
Lebih lanjut Wiwin menyebutkan, penyebaran virus rabies pada korban tergantung pada lokasi gigitan. Jika mendekati otak upaya yang dilakukan akan sia-sia, karena virus rabies akan menyebar dan menyerang syaraf otak manusia.
“Jika digigit anjing yang positif rabies, korban akan menghindari cahaya dan takut air, bahkan akan cenderung meronta ronta. Hal itu yang menyebabkan sebagian besar korban meninggal dunia,” katanya.
Pihaknya telah menurunkan 20 orang tim pemburu anjing liar sebanyak dengan menggunakan sepuluh kendaraan roda dua untuk menyisir keberadaan anjing liar yang telah banyak menggigit korban. Dua anjing peliharaan telah diserahkan pemiliknya secara suka rela dan langsung diamankan petugas di Balai Veteriner (BVET) Subang untuk diperiksa, apakah anjing tersebut terinfeksi rabies atau tidak.
“Dua anjing telah dikirim ke BVET Subang untuk diperiksa di laboratorium,” ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, ia menghimbau masyarakat untuk tidak keluar rumah saat gelap, karena anjing yang terkena rabies akan menghindari cahaya. Selain itu, jika warga menemukan anjing berwarna coklat kemerahan yang saat ini sedang diburu bisa membantu menangkap dalam keadaan hidup maupun mati.
“Masyarakat bisa bantu tim kami menangkap anjing tersebut dan area pencarian pun sudah ditentukan,” pungkasnya.***