DARA | BANDUNG – Pemprov Jawa Barat tahun iniakan menyebar santunan antara Rp25 juta hingga Rp50 juta. Santuan untuk kaum dhuafa tersebut akan disebar melalui DKM dalam program Taraweh Kliling (Tarling) gubernur.
Ha tersebut terungkap saat gubernur salat taraweh berjamaah di Masjid Pusdai, Kota Bandung, Minggu (5/5/19). Dalam Taraweh Keliling perdana di bulan Ramadan ini, Gubernur didampingi Sekretaris Daerah Iwa Karniwa dan unsur Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Jawa Barat.
Jabarprovgo.id merilis. santunan untuk masjid wilayah Bandung berjumlah Rp25 juta dan kabupaten/kota lainnya berjumlah Rp50 juta.
Tarling atas Safari Ramadan bersama Forkopimda merupakan upaya Pemprov Jawa Barat untuk memuliakan bulan Ramadan dengan cara syiar,silaturahim, dan berbagi. “Alhamdulillah Allah SWT memberikan nikmat umur kepada kita, hingga kita bertemu Ramadan, dan melaksanakan ibadah shaum mulai hari Senin,” kata Gubernur.
Dia mengajak warga Jawa Barat bersama manfaatkan Ramadan sebagai sarana meningkatkan kualitas diri, kemanusiaan, dan kualitas keimanan. Ramadan akan melatih kesabaran, pengendalian diri dari hawa nafsu yang merusak akhlak, serta berupaya mencari rida Allah SWT.
Gubernur mengajak warga Jawa Barat untuk melakukan hal-hal yang mendatangkan keridhaan Allah SWT, seperti misalnya beribadah dengan penuh kesungguhan. Kemudian memohon kepada-Nya surga dan berlindung dari siksa api neraka.
“Ramadan harus meningkatkan kualitas kemanusiaan dan keimanan kita. Oleh karena itu bulan yang dirindukan ini harus diisi oleh hal- hal yang istimewa. Ibadahnya harus lebih banyak, pengendalian diri harus lebih kuat, kesabaran harus lebih luas,” ujar dia.
Spirit Jawa Barat Juara Lahir Batin, lanjutnya, menjadi upaya pembangunan batiniyah masyarakat di samping pembangunan fisik atau infrastruktur karena kekokohan jasmani rohani harus dibentuk secara seimbang. Dalam misi Jabar Juara Lahir Batin, Gubernur juga mengajak seluruh warga Jabar menyukseskan beberapa program keumatan.
Sementara itu, Ketua DKM Choirul Anam menyebut ibadah puasa adalah proses melatih diri. Maka menurutnya, Ramadan adalah bulan pendidikan.
“Selama satu bulan inilah kita dilatih kejujuran, kesabaran, dan peduli sesama,” kata Anam.
Dari ibadah puasa yang sungguh- sungguh akan timbul kesalehan sosial. Dengan mengutip ayat Alquran (QS. Al Baqarah: 183) ‘La’allakum Tattaquun,’ dipahami oleh para ulama-ulama tafsir sebagai esensi puasa, yakni puasa yang diperintahkan Allah SWT, dengan tujuan para pelaku puasa bisa meningkatkan takwanya.
“Jujur, sabar, peduli sesama. Puasa meningkatkan derajat, kemuliaan, di sisi Allah SWT. Dan semoga amal ibadah kita diterima Allah SWT,” katanya.***
Editor: Ayi Kusmawan