DARA | LOS ANGELES – Aki mogok mengajar dilakukan 30 ribu guru sekolah publik di Los Angeles, Amerika Serikat, Senin (14/1) waktu setempat. Mereka menuntut kenaikan gajih, pengurangan murid per kelas dan penambahan jumlah pengajar.
“Di sini, kita pada hari hujan di negara terkaya di dunia, di negara bagian terkaya di negara ini, di negara bagian yang biru (Demokrat) — dan di kota yang penuh dengan jutawan – di mana para guru harus mogok untuk mendapatkan dasar-dasar untuk para siswa kita,” kata Alex Caputo-Pearl, kepala serikat United Teachers Los Angeles saat konferensi pers pada Senin (14/1) waktu setempat seperti dilansir kantor berita AFP, Selasa (15/1/2019).
Serikat guru menuntut agar jumlah murid per kelas dikurangi — sejumlah kelas memiliki lebih dari 40 murid, gaji guru harus ditingkatkan dan staf pendukung harus ditambah.
Para pejabat distrik sekolah Los Angeles Unified School District (LAUSD) bersikeras bahwa mereka telah berupaya untuk mencegah aksi mogok dan bernegosiasi dengan serikat kerja dan menyatakan bahwa distrik memang tak punya cukup dana untuk memenuhi semua tuntutan itu.
Kepala LAUSD Austin Beutner mengatakan, kantornya telah menghubungi kantor gubernur dan kantor wali kota untuk menanyakan apakah mereka bisa membantu memediasi untuk tercapainya kesepakatan.
Dikatakannya, tuntutan para guru akan menelan biaya sekitar US$ 3 miliar dan membuat pihak distrik jatuh bangkrut.
“Kami tetap berkomitmen untuk menyelesaikan negosiasi kontrak secepat mungkin,” ujar Beutner kepada para wartawan. “Kami menyerukan serikat guru untuk melanjutkan tawar-menawar dengan kami kapan saja, di mana saja. Kami ingin menyelesaikan ini,” imbuhnya. Dilansir dari detikcom.
Beutner menambahkan, meski adanya aksi mogok kerja ini, 1.240 sekolah di Los Angeles tetap buka karena para murid diajar oleh guru-guru pengganti dan para administrator.***
Editor: denkur