Peralihan musim bis berdampak negatif terhadap kesehatan hewan ternak. Kondisi ini antara lain dapat menimbulkan diare. Salah satu cara menghindarinya, jangan memberikan rumput yang masih basih kepada hewan ternak.
DARA | CIANJUR – Dinas Kelautan Peternakan dan Perikanan Kabupaten, Jawa Barat mengimbau peternak setempat mengantisipasi gangguan penyakit yang dapat menyerang hewan ternak saat memasuki musim pancaroba. Perubahan iklim dan cuaca seperti sekarang menyebabkan kambing, domba, sapi, dan kerbau rentan terserang penyakit diare.
Kepala Seksi Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Kelautan Peternakan dan Perikanan Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, M. Agung Rianto, mengatakan, musim peralihan dari kemarau ke hujan atau sebaliknya sangat memengaruhi daya tahan tubuh hewan ternak. “Salah satunya rentan terserang diare dan mencret-mencret. Biasanya dipicu dari pemberian pakan rumput yang masih basah,” ujar Agung kepada wartawan, Selasa (26/11/2019).
Ia menyarankan, jangan langsung memberikan rumput yang masih basah ke hewan ternak. Rumput yang masih basah mengandung kadar air tinggi dan serat kasar rendah.
Jika langsung diberikan ke hewan ternak, maka bisa mengalami kembung dan diare. “Rumput yang masih basah, apalagi disimpan di dalam karung semalam akan muncul pucuk baru atau rumput muda. Kalau itu sampai dimakan hewan ternak bisa diare,” katanya.
Untuk mencegah kembung dan diare pada hewan ternak, Agung menyarankan pula rumput dicampur dengan daun bambu yang telah dicacah terlebih dahulu untuk meningkatkan serat kasar. “Jika sudah ada gejala, pakan atau rumput dicampur dengan minyak jelantah. Hal itu bisa mencegah supaya tidak terjadi pembentukan gas di dalam perut hewan ternak yang bisa menyebabkan mencret,” ujarnya.
Sedangkan untuk hewan ternak yang kadung terserang diare, Agung menyampaikan beberapa cara yang bisa ditempuh peternak sebagai langkah pengobatan. “Dicekok dengan minyak hangat atau menggunakan batang daun pepaya yang sudah dipotong seperti pipa. Dimasukkan ke dalam anus hewan untuk kemudian perutnya dipijit atau ditekan pelan-pelan sampai keluar anginnya,” kata dia.
Sejauh ini, ia menambahkan, laporan terkait kesehatan hewan di wilayah Kabupaten Cianjur masih terpantau aman. Namun, intensitas hujan yang terus meningkat patut diwaspadai, karena bisa memicu serangan penyakit pada hewan ternak.
“Kalau laporan soal hewan ternak yang terserang diare secara massif, belum ada. Namun, sudah ada beberapa peternak yang datang ke pasar hewan dan berkonsultasi dengan petugas perihal gejala (diare) yang dialami hewan ternak mereka,” ujarnya.***
Wartawan: Purwanda | Editor: Ayi Kusmawan