Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat mencatat 68 warga daerah ini di Wamena yang memilih pulang ke tanah asal. Pihaknya akan mengusulkan kepada Gubernur Jawa Barat, agar memberikan bantuan modal kepada mereka.
DARA | BANDUNG – Tim Dinas Sosial (Dinsos) Provinsi Jawa Barat di Papua mencatat hingga Munggg (6/10/2018) 68 orang warga Jawa Barat memilih dari Papua.
Riciannya, warga Kota Bandung 4, Kota Bogor 4 orang, Kabupaten Garut 18 orang, Majalengka 2 orang, Sukabumi 7 orang, Bandung 4 orang, Kuningan 2 orang, Tasikmalaya 5 orang, Sumedang 8, Subang 8, Kabupaten Purwakarta 3, dan Kabupaten. Indramayu 3 orang..
Humas Jabar merilis, Pemulangan 68 warga Jabar tersebut rencananya dilakukan dalam satu kloter, Selasa (8/10) dengan bantuan biaya dari Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Provinsi Jabar dan Daarut Tauhid Peduli. Sementara itu, 68 orang yang dipulangkan ke tempat asalnya itu merupakan bagian dari total seribu lebih warga Jabar yang ada di Papua.
Kurang lebih seribu warga Jabar itu memiliki beragam pekerjaan, mulai dari PNS, TNI/Polri, pedagang, dan sopir. Sebagai mayoritas, warga yang bertahan baik di Kota Wamena atau Papua itu menyesuaikan imbauan Presiden RI agar warga tak perlu eksodus ke luar Wamena.
Pemulangan terhadap puluhan warga Jawa Barat menjadi bagian dari tugas Pemprov daerah ini melalui Dinas Sosial dan JQR untuk membantu pemerintah pusat dalam mengatasi masalah sosial dan kemanusiaan.
Kepala Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat, Dodo Suhenda, berharap mereka yang memilih pulang bisa mendapatkan fasilitas untuk modal kerja setelah kembali ke tempat asalnya.
“Untuk pemberdayaan sepulang dari Papua, akan kami usulkan kepada Pak Gubernur untuk mendapatkan modal bantuan,” ujar Dodo.
Selain melakukan inventarisasi warga Jawa Barat, tim dari Dinas Sosial juga sudah memberikan laporan kepada gubernur terkait kondisi pengungsi di Sentani maupun Wamena. “Alhamdulillah (pengungsi) sehat. Ada partisipasi bantuan dari masyarakat Jabar di (berbagai wilayah) Papua, terutama makanan bagi mereka yang mengungsi,”katanya.***
Editor: Ayi Kusmawan