DARA | BANDUNG – Berdasarkan data tahun 2018 terdapat 96 ribu orang di Kota Bandung, Jawa Barat yang tengah mencari pekerjaan. Sekitar 27% di antaranya bergelar sarjana.
“Biasanya kalau mereka itu melihat spesifikasi pekerjaan dan gaji minimal UMR. Kalau tidak begitu biasanya (sarjana) kurang berminat,” kata kepada Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Bandung, Asep C Cahyadi, kemarin.
Oleh karena itu, Disnaker Kota Bandung saat ini tengah mengoptimalkan aplikasi dan website BIMMA (Bandung Integrated Manpower Management Application). Aplikasi tersebut memuat lowongan pekerjaan yang terus diperbaharui.
Aplikasi ini sudah bisa diunduh oleh ponsel berbasis Android. Pada tampilan web, aplikasi ini juga menyajikan beragam informasi tentang pengembangan SDM.
Tak hanya lowongan kerja, melainkan juga juga informasi pelatihan dan data ketenagakerjaan. Warga bisa mengakses informasi tersebut di: disnaker.bandung.go.id.
Selain itu, Disnaker Kota Bandung juga terus membina dan melatih agar para pencari kerja mau untuk berwirausaha. Selain bisa lebih mandiri, wirausaha juga bisa membuka lapangan kerja bagi orang lain.
Langkah selanjutnya, Pemkot Bandung mewajibkan setiap perusahaan yang berada di kota ini melapor kepada Disnaker Kota Bandung jika ada lowongan kerja di perusaha itu. Kewajiban tersebut tercantum dalam Pasal 29 Perda Nomor 4 Tahun 2018.
“Hal itu merupakan bentuk upaya pemerintah dalam mengatasi kesenjangan tenaga kerja di Kota Bandung,” katanya.
Menurut dia, setidaknya ada tiga faktor yang membuat angka pengangguran sulit diturunkan. Pertama, informasi lowongan kerja belum terinformasikan dengan baik.
Untuk itulah Disnaker Kota Bandung meminta kepada para pelaku usaha untuk melapor jika akan membuka lowongan kerja. Laporan tertulis juga disampaikan jika lowongan tersebut telah terserap.
Makanya ada penguatan dalam Perda Nomor 4 Tahun 2018. “Semua perusahaan di Kota Bandung wajib mengumumkan jika ada lowongan kerja. Kalau tidak, sanksinya juga berat, ada pidana dan perdata,” kata Asep dalam Bandung Menjawab di Taman Sejarah Balai Kota Bandung.
Faktor kedua kedua, lanjut dia, ketidaksesuaian antara keterampilan yang dibutuhkan oleh perusahaan dengan keterampilan yang dimiliki calon tenaga kerja. Sedangkan faktor ketiga adalah jumlah lowongan kerja yang terbatas.***
Editor: Ayi Kusmawan