DARA | CIAMIS – Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum, mengingatkan lulusan tingkat sekolah menengah atas, merupakan penyumbang pengangguran terbesar.
Data di Badan Pusat Statistik (BPS), lanjut dia, mrngungkapkan jumlah angkatan kerja pada Agustus 2018 sebanyak 131,01 juta orang atau naik 2,95 juta orang dibandingkan Agustus 2017. Rinciannya, sebanyak 124,01 juta orang adalah penduduk bekerja, sedangkan 7 juta orang menganggur.
Dilihat dari tingkat pendidikan pada Agustus 2018, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) 2018, lulusan SMK masih mendominasi dibanding tingkat pendidikan lain, yaitu sebesar 11,24 persen. TPT tertinggi berikutnya, terdapat pada SMA sebesar 7,95 persen.
“Pada tingkat pendidikan SMK dan SMA ada tenaga kerja yang tidak terserap,” kata Uu, saat saat memberikan Sambutan pada Penguatan Manajerial Kepala Sekolah sekaligus Silaturahmi bersama Kepala SMA/ SMK/ SMALB negeri dan swasta se- Kabupaten Ciamis dan Kota Banjar, di Aula SMA Negeri 2 Kabupaten Ciamis, Kamis (7/2/19).
Karena itu, lanjut Uu, para insan pendidikan, khususnya kepala sekolah sebagai pemimpin, harus bisa membangun relasi dengan berbagai pihak demi majunya sekolah, yang menunjang kemajuan bagi para lulusannya. Kepala sekolah bisa menggelar kerja sama dengan perguruan tinggi, supaya lulusan yang berminat melanjutkan ke jenjang sarjana, bisa mendapatkan jalur-jalur tertentu agar diterima menjadi mahasuswa.
Kepala sekolah, menurut Uu, juga bisa membangun relasi dengan para pengusaha, supaya lulusan yang hendak terjun ke dunia kerja bisa terserap sebagai tenaga kerja. Bangun relasi, bergaullah dengan siapapun, bersilaturahim membuka rezeki seluas-luasnya.
“Bergaullah dengan pengusaha, perguruan tinggi, pejabat, politikus, ajengan, dengan siapa saja yang bisa membawa kemajuan dunia pendidikan kita, sehingga orang tua yang sudah habis-habisan jual kerbau, jual sawah, jual tanah untuk anak sekolah, ada kebermanfaatannya,” ujar Uu.
Ia juga menyinggung soal pendidikan karakter. Salah satunya, menurut dia juga, dengan dicanangkannya Program Ajengan Masuk Sekolah (AMS) yang akan mulai diterapkan di SMA/ SMK Jawa Barat pada tahun ajaran baru 2019.
“Pemprov Jabar terus mematangkan persiapan terkait teknis pelaksanaannya,” kata Uu.
Materi yang diberikan dalam program AMS tidak terpaku pada ceramah keagamaan, tetapi kurikulum yang mirip seperti diterapkan di pesantren.***