Pemerintah Kabupaten Bekasi sedang berusaha menurunkan angka pengangguran yang kini telah mencapai 220 ribu orang. Program yang digulirkan selain membuka lapangan pekerjaan berkolaborasi dengan dunia usaha, juga mempersiapkan kualitas pencari kerja dengan menggelar pelatihan kerja.
DARA – Pelatihan kerja bertujuan agar para pencari kerja memiliki daya saing.
“Kita sudah ada Badan Latihan Kerja yang tentunya mempersiapkan angkatan kerja sesuai dengan yang dibutuhkan,” tutur Pejabat Bupati Bekasi Dani Ramdan, Kamis (14/10/2021).
Selain itu, untuk mengatasi masalah pengangguran, sudah melakukan koordinasi dengan Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Bekasi agar semakin memasifkan program pelatihan kerja.
“Dari data yang saya peroleh, Kabupaten Bekasi memiliki 1,8 juta angkatan kerja, di mana diantaranya terdapat 212 ribu yang berstatus pengangguran terbuka. Semoga pelatihan magang ini bisa mengurangi angka pengangguran yang ada di Kabupaten Bekasi,” katanya.
Dengan mengadakan banyak pelatihan, diharapkan para warga yang masih menganggur bisa memiliki peluanh lebih besar untuk bisa diterima perusahaan setelah memiliki kemampuan maupun keterampilan tertentu.
Sebanyak 220 ribu warga usia produktif di Kabupaten Bekasi kabarnya tak memiliki pekerjaan alias nganggur. Angka pengangguran itu merupakan hasil penghitungan pihaknya kemudian disandingkan dengan data milik Badan Pusat Statistik.
“Angka pengangguran di kita masih di angka 11,9 persen dari angkatan kerja. Sekitar 220.000-an orang. Relatif tetap angkanya meskipun naik dibanding sebelum pandemi,” kata Kepala Dinas Pekerjaan Kabupaten Bekasi Suhup saat dikonfirmasi.
Berdasarkan catatan Disnaker 2020, terdapat 7.339 perusahaan di Kabupaten Bekasi. Namun, banyaknya perusahaan rupanya tidak menjamin persoalan jumlah pengangguran dapat terselesaikan. Bukannya menurun, jumlah pengangguran ini justru meningkat signifikan.
BPS mencatat pada Agustus 2020, angka pengangguran di Kabupaten Bekasi menembus angka 11,54 persen dari angkatan kerja atau sebanyak 212.435 orang.
Jumlah tersebut naik signifikan dibandingkan 2019 lalu yang mencapai angka 8,4 persen atau 158.958 orang.
Kemudian tahun ini angka tersebut tak kunjung menurun, bahkan berpotensi bertambah seiring pandemi yang belum juga berakhir. Terlebih di beberapa sektor, pemutusan hubungan kerja masih terjadi.***
Editor: denkur | Wartawan: Indra Wahyu Saputra