Pers saat ini sedang tidak baik-baik saja. Terutama jika menelisik betapa sengitnya persaingan media menstrim dengan sosial media. Tembakannya tak hanya terhadap sisi kaidah-kaidah jurnalistik, tapi juga pada aspek bisnis.
DARA – Maraknya media sosial yang juga menyuguhkan konten-konten berita menjadikan pemberitaan media mestrim seolah ditinggalkan pembaca. Ironisnya, masyarakat justru lebih percaya dengan berita-berita sekilas yang ditayangkan media sosial ketimbang yang detail disajikan media menstrim. Inilah fenomena yang hendaknya disikapi oleh kalangan wartawan.
Demikian paparan Sekjen PWI Jawa Barat, Tantan Sulthon Bukhawan saat jadi pembicara dalam Rapat Kerja PWI Kabupaten Bandung, di Hotel Sutan Raja, Soreang, Senin (1/11/2021).
Tantan mengatakan, kecepatan sosmed dalam menayangkan sebuah informasi kepada publik hendak jadi motivasi insan pers untuk lebih meningkatkan inovasi dan kreatifitasnya dalam membuat berita. Pasalnya, diakui atau tidak kepungan sosmed telah membuat media mentris berada di sebuah jurang yang jika saja tidak cepat dibangkitkan bangka akan tersungkur jatuh ke jurang tersebut.
“Kita harus mengakui masyarakat sekarang lebih senang membuka konten-konten berita di instagram, twitter, facebook dan tiktok, ketimbang membuka portal berita yang sejatinya memegang teguh asas kode etik jurnalistik,” ujar Tantan.
Meski di sosmed hanya ada informasi pendek tapi masyarakat lebih percaya, tanpa cek dulu kebenaran informasi itu. Padahal, berita di media menstrim lebh terjamin kebenarannya karena bukan berita hoaks.
Belum lagi jika dilihat dari aspek bisnis. Betapa sulitnya media menstrim jaman sekarang untuk mengembangkan medianya. Oplah koran sangat minim dan tidak bisa memenuhi kebutuhan operasional media. Begitu juga dengan media online, bahkan lebih susah lagi mendapatkan iklan.
Banyak hal yang diungkapkan Tantan terkait fenomena merebaknya konten informasi berbau berita di medsos yang diakui atau tidak telah menganggu kehidupan media portal berita saat ini.
“Jadi kalau kita tidak kreatif dalam menyajikan berita, maka siap-siap terlibas oleh konten sosmed yang makin menggeliat saat ini,” ujarnya. ***
Editor: denkur