Serapan APBD OKI 2021 Dinilai Lamban, Dosen USS Bilang Begini

Sabtu, 13 November 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Foto: Istimewa

Foto: Istimewa

Penyerapan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) Ogan Komering Ilir (OKI) 2021 lamban. Akhir September lalu baru 50,92 persen. Di sisi lain, APBD OKI defisit nyaris Rp20 miliar.


DARA – Ini menyebabkan nilai transaksi ekonomi pada masyarakat rendah dan juga menunjukkan buruknya kinerja SKPD dalam lingkup Pemerintah Kabupaten OKI. Begitu dikatakan Dosen Universitas Sumatera Selatan (USS), Agus Salim SE.,MM, Jumat kemarin (12/11/2021).

Menurutnya, jika menilai sesuai ketentuan, idealnya, pada triwulan III tahun anggaran realisasi serapan anggaran pendapatan dan belanja sudah harus mencapai 80 persen. Tapi nyatanya, realisasinya belum menyentuh angka 51 persen. Ini menunjukkan buruknya kinerja SKPD di Kabupaten OKI, katanya.

Agus Salim juga mengatakan, ada tiga masalah dari pemda setiap tahunnya, yakni serapan anggaran yang rendah, belanja birokrasi yang lebih besar, dan proses laporan yang belum optimal.

Agus mengkritik keras jika pemda belum bisa mengeluarkan anggarannya secara maksimal saat ini.

“Kalau terjadi tahun ini kebangetan. Kenapa? Karena SKB Menteri Keuangan dan Menteri Dalam Negeri itu minimal 35 persen APBD dipakai untuk realokasi anggaran dan refocusing program. Rinciannya, 50 persen dari belanja modal, belanja barang dan jasa, dan belanja aparatur,” ujarnya saat dihubungi awak media.

Dengan demikian, minimal pemda sudah mengeluarkan 35 persen untuk belanja penanggulangan Covid-19. Jumlahnya bisa melebihi itu apabila ditambah dengan pengeluaran lain. Agus menyebut pada Agustus lalu minimal pengeluaran SKPD itu sudah 50 persen.

“Kalau belum sampai titik itu, problemnya bukan hanya daya serap yang lamban, tapi komitmen penanggulangan pandemi Covid-19 juga dipertanyakan,” ujarnya.

Agus Salim menuturkan, memang ada masalah teknis ketika pegawai negeri sipil (PNS) ini bekerja dari rumah. Namun di OKI, akhir-akhir ini justru banyak yang melakukan perjalanan dinas dan belanja lapangan. Kemudian, rekanan dan pihak ketiga juga tidak bekerja optimal, banyak proyek yang progressnya juga masih di bawah 30 persen.

“Masalahnya ada pada birokrasi di lapangan yang masih menggunakan pola kerja dan mindset lama. Padahal APBD-P sudah di ketok palu tepat waktu, begitu juga dengan R-APBD Tahun 2022,” katanya.

Berpotensi sebabkan inflasi akhir tahun

Di lain pihak, Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Sumatra Selatan (Kanwil DJPb Sumsel), Lyidia Kurniawati Christyana, yang dihubungi Selasa lalu (2/11/2021), menyebut, salah satu kunci pemulihan ekonomi ini adalah belanja pemerintah.

“Pemda harus mempercepat proses serapan anggaran yang ada,” ujarnya.

Menurut Lyidia, penyerapan anggaran akan berdampak pada meningkatnya transaksi di masyarakat. Pihaknya mendorong pemda agar bisa segera merealisasikan belanja. Terutama untuk barang dan jasa.

“Bisa dikatakan masih banyak dana yang mengendap di kas daerah yang belum tersalurkan,” katanya.

Pihaknya juga mengingatkan pemerintah daerah agar segera merealisasikan anggaran secara cepat dan tepat, mengingat proses realisasi anggaran 2021 menyisakan dua bulan lagi.

“Perlu segera melakukan percepatan serapan, sehingga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat,” tuturnya.

Dirinya mengingatkan pemerintah daerah di Sumsel agar tidak membiasakan diri melakukan tradisi untuk belanja di akhir tahun secara besar-besaran. Pasalnya, “penyakit” tahunan tersebut bisa membuat kondisi perekonomian daerah dapat mengalami inflasi di akhir tahun.

Lydia mengatakan, belanja besar-besaran pemda di akhir tahun menyebabkan jumlah uang yang beredar mengalami peningkatan. “Hal inilah yang bisa memicu inflasi. Pengaruhnya sangat besar,” ujar Lyidia.***

Editor: denkur

Berita Terkait

Raih Puluhan Logam Mulia dan Motor Sport di MyPertamina Fair 2024, Tukarkan Poin Anda Sekarang!
bank bjb Tawarkan SBN Ritel ST013 dengan Imbal Hasil Hingga 6.50%
bank bjb Dukung Ekonomi Desa melalui Transaksi Non Tunai dengan Siskeudes-Link
WamenEkraf Ajak AINAKI Perkuat Kolaborasi Kembangkan Industri Animasi Indonesia
OJK Cirebon Dorong Penerapan Strategi Anti-Fraud untuk Perkuat Tata Kelola BPR di Ciayumajakuning
bank bjb Perluas Kolaborasi dengan BP Rebana untuk Pengembangan Kawasan Rebana
Dorong Pertumbuhan Ekonomi, BRI Finance Tawarkan Suku Bunga Kompetitif untuk Pembiayaan Mobil Bekas
Dukung Stabilitas Perekonomian, CIMB Niaga Dorong Optimalisasi Transaksi Mata Uang Lokal Antarnegara (LCT)
Berita ini 2 kali dibaca

Berita Terkait

Rabu, 13 November 2024 - 16:21 WIB

bank bjb Tawarkan SBN Ritel ST013 dengan Imbal Hasil Hingga 6.50%

Senin, 11 November 2024 - 16:23 WIB

bank bjb Dukung Ekonomi Desa melalui Transaksi Non Tunai dengan Siskeudes-Link

Senin, 11 November 2024 - 12:22 WIB

WamenEkraf Ajak AINAKI Perkuat Kolaborasi Kembangkan Industri Animasi Indonesia

Sabtu, 9 November 2024 - 10:49 WIB

OJK Cirebon Dorong Penerapan Strategi Anti-Fraud untuk Perkuat Tata Kelola BPR di Ciayumajakuning

Jumat, 8 November 2024 - 21:46 WIB

bank bjb Perluas Kolaborasi dengan BP Rebana untuk Pengembangan Kawasan Rebana

Berita Terbaru