DARA | JAKARTA – Basuki Tjahja Purnama alias Ahok sudah bebas dan dikabarkan gabung ke PDIP partai pendukung Jokowi-Ma’ruf. Namun, ada polemik yang bergulir.
Jusuf Kalla yang ditunjuk sebagai Ketua Dewan Pengarah Pemenangan Jokowi-Ma’ruf, menolak Ahok bergabung. Alasannya, Ahok masih diidentikkan dengan kasusnya terdahulu yaitu penistaan agama, sehingga dikhawatirkan akan mengurangi suara Jokowi.
“Bisa berakibat munculnya pemahaman Pak Jokowi didukung orang yang penista agama, kan bahaya itu. Bisa mengurangi suara Jokowi,” ujarnya.
Jusuf Kalla menyarankan agar Ahok menikmati kehidupan usai bebas. “”Ya lebih baiklah tenang-tenanglah pak Ahok, jadi ya jalan-jalan dulu, atau apa,” saran Jusuf Kalla.
Sementara itu, tempo hari Lembaga Survey Indonesia (LSI) Denny JA menilai Ahok mampu menyelamatkan elektabilitas Jokowi’Ma’ruf di kalangan pemilih nonmuslim. Namun, hal itu disanggah Partai NasDem yang menyebut, isu itu saran yang menjebak.
“Nggak perlu itu. Tidak perlu saran-saran itu. Kami di internal tahu harus berbuat apa. Kami tidak akan terpengaruh dengan jebakan batman seperti itu,” kata Sekretaris Jenderal Partai NasDem, Johnny G Plate.
Johnny menegaskan menggaet Ahok ke tim sukes Jokowi adalah ‘jebakan batman’. Isu Ahok merapat ke timses Jokowi akan merembet ke isu SARA. “Kami tidak mau lagi situasi politik yang sudah bagus mengarah ke politik rasional digiring kembali dengan membawa isu-isu primordial yang destruktif terhadap bangsa, yakni isu agama. Itu menghantam keakraban dan kekerabatan masyarakat,” tutur Johnny.***
Editor: denkur