Disperindag Kabupaten Bandung memastikan stok kebutuhan pokok masyarakat (kepokmas) masih aman hingga awal tahun depan, meski harga komoditas pangan di sejumlah pasar meroket jelang akhir tahun.
DARA – Saat ini tidak akan menggelar operasi pasar murah guna menjaga kestabilan harga, kata Kepala Bidang Perdagangan Dalam dan Luar Negeri Dinas Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Bandung, Wahyu Wartanti.
Menurutnya, saat hari besar memang akan selalu terjadi kenaikan harga. Misalnya, telur yang mengalami kenaikan harga hingga Rp10 ribu, sehingga kini harganya mencapai Rp30 ribu per kilogram.
Kemudian ada komoditas cabai rawit yang saat ini harganya mencapai Rp97 ribu per kilogram. Selanjutnya, bawang Sumenep yang harganya mencapai Rp39 ribu.
Ayam, kata Wahyu, hanya mengalami kenaikan harga sebesar Rp3.500, sehingga yang harga asalnya sebesar Rp33 ribu kini menjadi Rp37 ribu.
“Kalau daging sapi malah turun Rp200 perak. Daging ayam memang naik tapi tidak terlalu signifikan. Kalau minyak sekitar Rp19 ribuan,” ujar Wahyu saat dihubungi via telepon, Kamis (30/12/2021).
Kata Wahyu, kenaikan harga bahan pokok tersebut disebabkan oleh cuaca. Wahyu mencontohkan, komoditas cabai rawit yang karena musim hujan membuat tanaman jadi busuk, selain itu juga bisa disebabkan oleh hama.
Namun, harga dari jenis sayuran lainnya seperti buncis masih stabil sehingga masih bisa dijangkau oleh masyarakat.
“Enggak ada (kenaikan harga gas), masih seperti biasa, harga pangkalan mungkin sama, tapi kalau di warung agak tinggi tapi enggak kenaikan. Sampai sekarang tidak ada laporan kelangkaan, jadi masih amanlah stoknya,” tutur Wahyu.
Disperindag Kabupaten Bandung memastikan ketersediaan bahan pokok masih aman hingga awal tahun depan. Sehingga meskipun ada kenaikan harga, menurut Wahyu, masyarakat tidak akan terlalu bingung.
“Kalau yang susah itu sudah barangnya naik tapi malah enggak ada barangnya,” jelas Wahyu.
Karena ketersediaan bahan pokok dipastikan aman, Disperindag Kabupaten Bandung tidak akan menggelar kegiatan Operasi Pasar Murah untuk tahun ini. Pihaknya memprediksi fenomena kenaikan harga tersebut akan terjadi hingga awal tahun mendatang.
“Kenaikan sampai awal tahun, karena kaya bawang itu kan baru tanam, jadi panennya masih bulan Februari jadi selama menunggu masa panen kalau ada kekurangan dan cuaca menyebabkan kenaikan harga juga,” pungkas Wahyu.
Editor: denkur