Kedepan tidak ada pelatihan calon kepala sekolah dan calon pengawas sekolah, semuanya berasal dari guru penggerak.
DARA – Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi terus berupaya peningkatan profesi guru. Dulu untuk menjadi seorang kepala sekolah maupun pengawas sekolah harus menjalani pendidikan secara khusus. Sekarang harus mengikuti Program Guru Penggerak (PGP).
Demikian disampaikan Plt Direktur Pendidikan Profesi Guru Kemendikbudristek, Temu Ismail saat menghadiri sebuah acara dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Cirebon di salah satu Hotel di Kecamatan Kedawung.
Menurut Ismail, ini merupakan program transformasi kepemimpinan yang salah satunya program penyiapan guru yang dilatih untuk menjadi pemimpin di cabang pendidikan.
“Pemerintah sedang mengadakan Program Guru Penggerak, sehingga perlu adanya sinegritas kebijakan yang ada di pusat dan di daerah. Karena kewenangan dalam hal pembangunan kewenangan sudah ada di UU 23 bahwa pendidikan PAUD dasar ada kewenangannya di kabupaten/kota. Sedangkan untuk SMA/SMK ada di provinsi. Jadi, di tingkat pusat tidak mempunyai guru, yang ada guru itu ya pemerintah daerah,” katanya, Jumat (31/12/20201).
Ia mengatakan, guru penggerak ini nantinya akan dilatih mulai dari tingkat seleksi sampai program pelatihan.
“Pelatihan guru penggerak sangat ketat. Mulai dari seleksi administrasi sampai ke wawancara. Mereka akan mengikuti proses latihan sampai sembilan bulan dan diberikan dua pokok pelatihan yakni kepemimpinan dan pembelajaran,” ujar Ismail.
Ismail menjelaskan, di Kabupaten Cirebon guru penggerak sudah dimulai tahun 2020.
“Kabupaten Cirebon baru mempunyai lulusan 50 guru penggerak. Kedepan ada lagi,” katanya seraya berharap guru penggerak yang lulus menjadi agen perubahan pendidikan. Bahkan, mereka bisa meningkatkan kompetensinya untuk bisa mengubah semuanya.
“Guru penggerak ini nantinya diprediksi untuk diberikan penugasan sebagai kepala sekolah. Ke depan tidak ada pelatihan calon kepala sekolah dan calon pengawas sekolah, semuanya kini berasal dari guru penggerak,” kata Ismail.
Sementara itu, Bupati Cirebon, Drs H Imron, M.Ag mengatakan, guru penggerak ke depan harus menjadi agen perubahan pendidikan di Kabupaten Cirebon.
“Mereka (Guru Penggerak, Red) ini menjadi pelopor dan menjadi percontohan bagi para guru,” katanya.
Imron menjelaskan, hingga saat ini di Kabupaten Cirebon baru ada puluhan guru pengerak. Ia berpesan, ke depan semua guru di Kabupaten Cirebon harus ikut Program Guru Penggerak untuk kemajuan pendidikan.
“Baru 50 guru penggerak, semoga ke depan banyak lagi guru penggerak di Kabupaten Cirebon karena mereka nantinya menjadi calon pemimpin di sekolah,” ujarnya.
Editor: denkur