“Atas pemikiran itulah saya sebagai bagian dari pembina organisasi dan partai politik hadir dalam undangan dari DPD Golkar Kabupaten Bandung,” jelasnya.
DARA – Wakil Bupati Bandung Sahrul Gunawan menegaskan sampai hari ini dirinya masih tetap berada di Partai Nasdem.
Sahrul mengatakan dirinya belum pernah mengajukan surat pengunduran diri dari Partai Nasdem sebagai partai yang mengusungnya pada saat Pilkada Kabupaten Bandung 2020 lalu.
“Saya pun adalah orang yang tau etika politik, ulah hayoh we menilai saya sebagai pemain sinetron dan jigah jelema teu ngarti,” ujarnya melalui pesan singkat, Minggu (9/1/2021).
Ia mengatakan, kehadirannya dalam acara yang diselenggarakan Partai Golkar merupakan bagian dari bagaimana harus beretika dalam berpolitik. Menghargai Partai Golkar sebagai partai politik yang kadernya merupakan mantan pemimpin di Kabupaten Bandung selama 10 tahun.
Selain itu, baginya juga sangat penting untuk menghargai orang yang lebih tua, supaya pembangunan bisa bersinergi dan berkelanjutan.
“Ulah hayoh we rame jeung rame, toh Pilkada ge masih ada dua taun deui,” ungkap pria yang terkenal sebagai publik figure tersebut.
Lagipula kehadiran dalam acara partai politik bukan kali ini saja, kata Sahrul, sebelumnya ia juga pernah hadir di acara DPD PKS Kabupaten Bandung, bahkan juga undangan dari partai politik lainnya.
“Kalau masalah jaket koneng, di acara PKS juga saya masih ingat saya pakai iket (kepala) berlambang PKS, buat saya itu mah bagian dari penghargaan dan penghormatan pada tuan rumah saja,” paparnya.
Lebih jauh ia mengatakan dirinya merupakan seorang seniman, bukan politisi ‘bolongkotan’ sehingga dirinya selalu menggunakan hati dan perasaan, dimana ketika tidak bisa mengaktualisasi pemikiran pasti akan mencari hal yang nyaman sejalan dengan hati dan perasaan.
“Ya, mudah-mudahan Nasdem masih bisa jadi tempat pengharapan dalam mengaktualisasi pemikiran-pemikiran saya,” katanya.
Terkait dinamika pembangunan di Kabupaten Bandung, menurutnya disadari atau tidak, selama sembilan bulan (masa jabatan) terakhir memang sangat dinamis. Pro dan kontra dalam dinamika pemerintahan adalah hal yang biasa, termasuk bagaimana hungan antara eksekutif dan legislatif.
Dirinya sebagai bagian dari sistem di pemerintah saat ini sangat merasakan bahwa dalam jalannya pembangunan daerah masih terdapat beberapa kendala, diantaranya masih terdapat dikotomi dan perbedaan yang tajam dalam jalannya roda pemerintahan khususnya hubungan legislatif dan eksekutif.
Ia pun mengakui bahwa Golkar adalah rival dalam Pilkada tahun 2020 yang lalu dan pada saat ini partai tersebut masih sangat dihitung sebagai partai dengan raihan suara terbesar di parlemen. Namun, jika dampak dan perselisihan pasca Pilkada tidak pernah selesai, justru ia mempertanyakan kapan kita akan selesai melakukan pembangunan.
“Atas pemikiran itulah saya sebagai bagian dari pembina organisasi dan partai politik hadir dalam undangan dari DPD Golkar Kabupaten Bandung,” jelasnya.
Menanggapi adanya anggapan bahwa ada upaya sistematis yang ingin menjadikan kondisi Kabupaten Bandung seperti di Kabupaten Bandung Barat, Sahrul pun dengan tegas menyatakan ia sama sekali tidak pernah berfikir sejauh itu, justru ia mengingikan adanya kondusifitas daerah.
“Yang selama ini terjadi justru pihak luar yang terlibat dalam kebijakan pemerintah, sementara saya sendiri yang ada dalam sistem tidak dilibatkan,” imbuhnya.
Terlepas dari urusan-urusan partai politik, Sahrul mengatakan yang paling penting untuk saat ini adalah bagaimana mengatasi permasalahan-permasalahan pembangunan, bagaimana mengatasi keluhan-keluhan masyarakat, fokus terhadap permasalahan sampah, fokus terhadap permasalahan bencana dan musibah, fokus untuk mengurus masyarakat yang sakit namun tidak memiliki uang untuk berobat, serta masih banyak lagi permasalahan masyarakat yang perlu solusi dari pemerintah.
“Hayu urang fokus deui kanu runtah, fokus deui kanu bencana dan musibah, fokus deui ngurus warga anu sarakit tapi teu boga duit jang berobat, dan masih banyak lagi permasalahan warga yang perlu solusi dari pemerintah. Tos ah cekap, bisi engke aya istilah ‘Aa di usik Bandung Berisik’ hehehe,” pungkasnya.
Editor : Maji