Perbaikan jalan Pangheotan- Cipada, yang menghubungkan antara Cikalongwetan dengan Cisarua Kabupaten Bandung Barat belum tercover dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) KBB tahun 2022.
DARA – Dinas PUPR KBB, baru akan memasukan usulan kembali pada APBD Perubahan 2022.
Sebelumnya, Jalan Cipada-Cisarua selama 30 tahun belum mendapat perbaikan. Kondisi jalan tersebut, sudah lama dibiarkan rusak parah.
Kepala Bidang Bina Marga PUPR KBB, Aan Sopian mengatakan, sebenarnya pada APBD tahun sekarangpun usulan perbaikan sudah dimasukan.
Namun karena postur anggaran yang masih kekurangan, maka perbaikan jalan tersebut belum bisa dilaksanakan.
“Jadi kemungkinan besar untuk tahun ini belum bisa di realisasikan. Insha Allah di perubahan, coba kita usulkan. Mudah-mudahan anggarannya ada,” jelas Aan, saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (17/2/2022).
Selain akan diusulkan di APBD Perubahan KBB, pihaknya akan mencari celah ke pemerintah Provinsi Jabar ataupun dari Dana Alokasi Khusus (DAK). Kata Aan, biaya yang dibutuhkan untuk perbaikan jalan Pangehotan-Cipada diperkirakan mencapai Rp2 miliar.
“DED (Detail Engineering Design)-nya sudah kita buat, kemarin (tahun 2021) dalam rangka penerimaan CSR (Corporate Social Responsibility) dari WIKA (PT WIKA). Cuma karena ada pengalihan lokasi, jadi tidak tercover oleh WIKA. Sementara kalau disini sampai Cisarua sudah aman,” katanya.
Ia juga menambahkan, pembangunan jalan pada tahun sekarang difokuskan selain wilayah selatan, juga wilayah utara dan timur.
Sementara, Ketua BPD Ganjarsari Kecamatan Cikalongwetan, Imas Fatimah mengatakan, apirasi dari warga untuk perbaikan jalan tersebut sudah lama disampaikan ke Pemkab Bandung Barat.
Setiap menjelang Pilkada, hal itu selalu disampaikan ke para calon Kepala Daerah agar bisa memperbaiki jalan tersebut, dan warga berkomitmen mendukungnya.
Sayangnya, sampai sekarang tak kunjung juga diperbaiki, walaupun komitmen warga sudah dilaksanakan. Jalan terakhir, di era kepemimpinan Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Bandung Barat, Hengky Kurniawan, kembali warga bersuara lagi untuk didengar aspirasinya.
“Kita sudah kirim surat audensi dengan bupati (Plt Bupati) dari 8 bulan yang lalu. Sampai hari ini jawabannya, masih diundur lagi dan diundur lagi,” keluhnya.
Padahal aspirasi yang ingin disampaikan, berisikan tentang aspirasi warga terkait jalan tersebut. Sayangnya, hingga sekarang untuk bertemu dengan Plt Bupati langsung, belum terealisasi.
“Dan sekarangpun, tadi pagi berubah lagi jadwalnya. Katanya minggu depan lagi, jawab sekprinya,” ujar Imas.
Editor: denkur