Anggota DPRD Kota Bandung dari Partai Solidaritas Indonesia, Christian Julianto, mengkritisi pendapatan dari retribusi pelayanan parkir.
DARA – “Hal yang perlu diperhatikan adalah manajemen dalam pengelolaan retribusi, bagaimana menangani kebocoran. Walaupun situasi masih pandemi, angka realisasi ini masih terlalu kecil,” ujar Christian, di Gedung DPRD Kota Bandung, Rabu (26/1/2022).
Pendapatan retribusi parkir tepi jalan pada tahun 2022 ditetapkan sebesar Rp 25,3 miliar. Target ini sama dengan target tahun lalu, namun pada 2021 realisasinya hanya sebesar Rp 6 miliar.
Terkait kenaikan tarif retribusi parkir yang diberlakukan sejak 1 Januari 2022, Christian menyatakan keberatannya.
“Seperti yang tadi disampaikan oleh Dishub dalam rapat, bahwa menaikkan tarif retribusi parkir sebagai salah satu strategi meningkatkan pendapatan. Menurut saya ini tidak tepat. Jika masih banyak kebocoran seperti ini percuma menaikkan tarif, target pasti tidak akan tercapai. Pengelolaannya yang harus diperbaiki,” papar anggota Komisi B DPRD Kota Bandung.
Chris juga menyoroti banyaknya parkir liar yang merupakan pelanggaran dan menyebabkan loss potensi pendapatan.
“Coba kita lihat kondisi lapangan. Berapa banyak uang parkir yang dibayar masyarakat, berapa yang disetor ke pemkot, dan berapa banyak yang hilang oleh ‘oknum’. Saya minta Pemkot Bandung harus tegas. Kerja sama lah dengan Satpol PP dan penegak hukum dalam menegakkan aturan,” ucapnya.
Melihat kondisi tersebut, Chris menilai, Dishub Kota Bandung perlu terus-menerus melakukan sosialisasi program kenaikan tarif retribusi parkir kepada masyarakat. Apalagi, sebut dia, hasil retribusi parkir juga akan digunakan dalam pembangunan di Kota Bandung.
“Bermuaranya ya ke infrastruktur. Namun memang untuk alokasinya akan tergantung dari DPRD dan Pemkot Bandung. Tapi yang pasti, pendapatan retribusi parkir itu sangat besar,” ujarnya.
Namun begitu, Chris mengingatkan agar Dishub Kota Bandung tak hanya berpikir mengenai retribusi parkir semata, tetapi harus memperhatikan hak pengguna jalan lainnya.
“Jangan sampai retribusi tinggi, tapi lalu lintas jadi terganggu. Ini juga masalah,” katanya.
Editor: denkur