Hari ini 74 tahun Silam, Mahatma Gandhi Terbunuh, Ini Kisah Singkatnya

Minggu, 30 Januari 2022

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Mahatma Gandhi sedang memintal kain. Foto ini diambil pada tahun 1920-an.(Gandhiserve.org/Wikipedia)

Mahatma Gandhi sedang memintal kain. Foto ini diambil pada tahun 1920-an.(Gandhiserve.org/Wikipedia)

Hari ini 74 tahun silam, tepatnya 30 Januari 1948, tiga tembakan dari jarak dekat  menewaskeun tokoh besar India, yakni Mahatma Gandhi. Pelakunya kemudian diketahui bernama Nathuram Godse. Begini kisah selengkapnya.


DARA – Hari itu 30 Januari 1948, Mahatma Gandhi sedang berjalan ke pertemuan doanya di jalaman Birla House, New Delhi. Namun, tiba-tiba seorang pria mendekatinya. Gandhi pun tersenyum dan menurut salah satu versi sempat berbicara sejenak dengan lelaki itu.

Tapi kemudian lelaki berjaket warna khaki itu mengeluarkan pistol dari dalam sakunya dan seketika itu pula melepaskan tiga kali tembakan dari jarak dekat.

Gandhi pun ambruk, tersungkur. Tiga peluru bersarang di dada, perut, dan selangkangan Gandhi. Secara cepat Gandhi dibawa ke Birla House dan meninggal setengah jam kemudian, sekitar pukul 05.40. Sedangkan pelaku pembunuhan itu, ditangkap dan dipukuli massa.

Melansir History, Mahatma Gandhi lahir pada 2 Oktober 1869, di Porbandar, di negara bagian Gujarat, India. Ayahnya adalah dewan (ketua menteri) Porbandar. Sedangkan ibunya seorang praktisi Vaishnavisme yang setia (pemujaan dewa Hindu Wisnu).

Pada usia 19 tahun, Gandhi meninggalkan rumah untuk belajar hukum di London di Kuil Dalam, salah satu dari empat perguruan tinggi hukum kota.

Sekembalinya ke India pada pertengahan 1891, dia membuka praktik hukum di Bombay, tetapi tidak terlalu berhasil. Tak lama setelah itu, Gandhi menerima posisi di sebuah perusahaan India yang mengirimnya ke kantor di Afrika Selatan.

Bersama istrinya, Kasturbai, dan anak-anak mereka, Gandhi menetap di Afrika Selatan selama hampir 20 tahun. Gandhi terkejut dengan diskriminasi yang dialaminya sebagai seorang imigran India di Afrika Selatan.

Beberapa peristiwa dialaminya, seperti saat ketika seorang hakim Eropa di Durban memintanya untuk melepas turbannya.

Dia menolak dan meninggalkan ruang sidang. Lalu, dalam perjalanan kereta api ke Pretoria, ia terlempar dari kompartemen kereta api kelas satu dan dipukuli oleh seorang pengemudi kereta kulit putih setelah menolak menyerahkan kursinya untuk penumpang Eropa.

Perjalanan kereta api itu menjadi titik balik bagi Gandhi, dan dia segera mulai mengembangkan dan mengajarkan konsep satyagraha (kebenaran dan ketegasan) atau perlawanan pasif, sebagai cara untuk tidak bekerja sama dengan pihak berwenang.

Dia mulai menjadi aktivis sebagai imigran India di Afrika Selatan pada 1906, yaitu setelah pemerintah Transvaal mengesahkan peraturan mengenai pendaftaran penduduk India. Gandhi memimpin kampanye pembangkangan sipil yang berlangsung selama delapan tahun berikutnya.

Selama fase terakhirnya pada tahun 1913, ratusan orang India yang tinggal di Afrika Selatan, termasuk wanita, masuk penjara, dan ribuan penambang India yang mogok dipenjarakan, dicambuk, dan bahkan ditembak. Baca juga:

Akhirnya, di bawah tekanan dari Pemerintah Inggris dan India, Pemerintah Afrika Selatan bernegosiasi dengan Gandhi dan Jenderal Jan Christian Smuts. Isi konsesinya mencakup pengakuan pernikahan India dan penghapusan pajak pemungutan suara yang ada untuk orang India.

Pada 1919, Gandhi meluncurkan kampanye perlawanan pasif yang terorganisir sebagai tanggapan atas pengesahan Undang-Undang Rowlatt oleh Parlemen, yang memberikan kekuasaan darurat kepada otoritas kolonial untuk menekan kegiatan subversif.

Pada 1920, dia menjadi sosok yang paling menonjol dalam gerakan kemerdekaan India. Sebagai bagian dari kampanye non-kerja sama tanpa kekerasan untuk pemerintahan dalam negeri, Gandhi menekankan pentingnya kemerdekaan ekonomi bagi India.

Dia secara khusus menganjurkan pembuatan khaddar, atau kain tenunan sendiri, untuk menggantikan tekstil impor dari Inggris.

Perlawanan Gandhi tidak selalu berjalan mulus. Dia sempat ditangkap oleh otoritas Inggris pada Maret 1922 dan mengadili dia karena hasutan.

Dia dijatuhi hukuman enam tahun penjara tetapi dibebaskan pada tahun 1924 setelah menjalani operasi usus buntu.

Editor: denkur | Sumber: Kompas.com

 

Berita Terkait

Tak Hanya ASN, Pekerja Swasta Juga Dapat THR, Segini Besarannya
Jelang Mudik, Inilah Instruksi Mendagri untuk Kepala Daerah
Permudah Distribusi Penumpang, Pemerintah Luncurkan Platform Terpadu Mudik Gratis Nusantara Hub
Webinar Universitas Paramadina: Menyoal Pseudo-Spiritualitas dan Budaya Korupsi di Negara Religius
Sidak Pasar Tagog Padalarang, Tim Gabungan Temukan MinyakKita Kurang Takaran
Dugaan Korupsi Dana Iklan Bjb, KPK Umumkan Lima Tersangka
Baznas Kabupaten Bandung Dituntut Transaparan Kelola Dana Umat, Bupati: Kalau Amburadul Saya Malu
Pohon Tumbang, Arus Lalu Lintas Samarang-Garut Macet Parah
Berita ini 2 kali dibaca

Berita Terkait

Sabtu, 15 Maret 2025 - 11:38 WIB

Tak Hanya ASN, Pekerja Swasta Juga Dapat THR, Segini Besarannya

Sabtu, 15 Maret 2025 - 11:28 WIB

Jelang Mudik, Inilah Instruksi Mendagri untuk Kepala Daerah

Sabtu, 15 Maret 2025 - 11:22 WIB

Permudah Distribusi Penumpang, Pemerintah Luncurkan Platform Terpadu Mudik Gratis Nusantara Hub

Sabtu, 15 Maret 2025 - 11:06 WIB

Webinar Universitas Paramadina: Menyoal Pseudo-Spiritualitas dan Budaya Korupsi di Negara Religius

Jumat, 14 Maret 2025 - 13:40 WIB

Sidak Pasar Tagog Padalarang, Tim Gabungan Temukan MinyakKita Kurang Takaran

Berita Terbaru

Foto: Komdigi

HEADLINE

Jelang Mudik, Inilah Instruksi Mendagri untuk Kepala Daerah

Sabtu, 15 Mar 2025 - 11:28 WIB