DARA | BANDUNG – Jangan harap sampah yang belum dipilah, akan diangkut. Ini berlaku di Kelurahan Kujangsari, Kecamatan Bandung Kidul, Kota Bandung, Jawa Barat.
Menurut Camat Bandung Kidul, Evi Hendarin, secara umum, semua warga di Kelurahan Kujangsari sudah memilah sampah sejak dari rumah sebelum diangkut. Keberhasilan ini tak lepas dari punishment yang diberikan kepada warga yang tidak memilah sampahnya.

“Semuanya sudah memilah sampah dari rumah karena di kita ada sistem punishment. Kalau nggak dipilah, nggak diangkut,” katanya, pada acara Bandung Menjawab di Media Lounge Balai Kota Bandung, kemarin.
Selain itu, lanjut dia, pengangkutan sampah yang sudah dipilah tersebut dilakukan oleh petugas pengangkut sampah di kewilayahan yang sudah terlatih. Petugas membawa sampah yang terpilah ke tempat pembuangan sementara.
Ada 29 titik pembuangan sampah khusus yang sudah terpilah. Sementara itu, setiap Jumat dan Sabtu, warga secara rutin beraktivitas di Bank Sampah Kujang Ngahiji yang dibentuk warga sendiri.
Pada hari Jumat, warga menyetor, mencatat, dan menimbang sampah. Sedangkan hari Sabtu, warga melaksanakan PPO alias Pilah-Pilih-Olah.
“Dalam PPO ini, mereka memisahkan mana yang bisa didaur ulang, lalu diolah. Ada yang jadi taplak, karpet, bagus-bagus pokoknya,” ujar dia.
Sampah organik juga diolah dengan skema peuyeumisasi atau fermentasi. Sampah tersebut kemudian menjadi pupuk kompos menggunakan mikro organis lokal (MOL).
Evi menjelaskan, kegiatan yang dilakukan warga Kelurahan Kujangsari dalam mengolah sampah, mengantarkan kelurahan ini sebagai salah satu wilayah dengan predikat Kawasan Bebas Sampah. Kelurahan-kelurahan lain juga melakukan hal serupa dengan modifikasi program yang beragam.
“Kita berharap semua wilayah bisa sepenuhnya melaksanakan ini. Sampah kita 60% organik. Jadi kalau bisa termanfaatkan, akan bisa menurunkan jumlah sampah,” katanya.***
Editor: Ayi Kusmawan