Untuk mendukung program pemerintah dalam upaya meningkatkan ketahanan pangan, Pusdiklatpassus menanam Ubi Jepang di lahan tidur Komplek Pusdiklatpassus Batujajar, Kecamatan Batujajar Kabupaten Bandung Barat.
DARA – Hasilnya cukup menggembirakan, dari lahan tersebut berhasil dipanen ubi yang biasa disebut Ubi Cilembu ini sekitar 15 ton.
Komandan Pusdiklatpassus Brigjen TNI Thevi A Zebua, K, menyatakan, penananaman ubi Jepang, varietas ubi jalar tersebut, sebagai salah satu program Pusdiklatpassus dalam upaya meningkatkan ketahanan pangan.
“Kebetulan di sini ada lahan tidur dan kita manfaatkan menjadi lahan produktif. Ini panen yang terakhir, sebelumnya kita juga panen di lahan sebelah sana, ” ujarnya pada wartawan, usai panen raya Ubi Jepang, Selasa (15/2/2022).
Panen raya Ubi Jepang tersebut disaksikan langsung Danjen Kopassus Brigjen TNI Widi Prasetijono, Dandim 0609 Cimahi Letkol Inf Hary Novana Andriyas, Kabag Op Polres Cimahi, Kompol Zulkarnaen, Staf Ahli Bidang Bidang Kemasyarakatan dan SDM KBB, Hernawan, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan KBB, Heru, Muspika Batujajar dan undangan lainnya.
Sebelum penanaman, pihaknya mempertimbangkan cocok tidaknya ubi tersebut ditanam lahan itu. Karena tanah di sekitar situ, cukup keras sehingga sulit ditanami.
Setelah dibahas bersama para petani yang di sekitar Komplek Pusdiklatpassus, ternyata cocok juga ditanami Ubi Jepang. Lahan mati dengan luas hektaran tersebut ditanami Ubi Jepang dengan melibatkan 20 kelompok tani dengan anggotanya terdiri dari lima orang.
Hasilnya, cukup menggembirakan, dari satu rumpun tanamannya bisa menghasilkan sekitar 4 kg ubi. Lahan tidur yang selama ini hanya ditumbuhi rerumputan, ternyata bisa menghasilkan setelah lahannya digarap secara serius.
Menurutnya, selain memberdayakan lahan tidur menjadi produktif, gerakan menanam Ubi Jepang ini bertujuan meningkatkan perekonomian warga sekitarnya di masa Pandemi Covid-19.
“Kita bisa membantu masyarakat sekitar yang petani. Mereka kita beri upah yang sesuai. Hasilnya, kita sama sama manfaatkan bersama prajurit,” ujarnya lagi.
Hasil panen tersebut, kemudian dijual dengan harga Rp5.000/kg kepada pihak ketiga. Termasuk harga bibitnya, telah disediakan dari pihak ketiga tersebut.
Selain menanam Ubi Jepang, di lahan Pusdiklatpassus biasa juga ditanami padi. Tiga kali dalam setahun, padinya bisa dipanen. Namun area yang digunakan tanaman padi, terpisah dengan area Ubi Jepang.
“Kalau tanaman padi, sebelumnya juga sudah kita lakukan. Bisa tiga kali panen dalam setahun,” ucapnya.
Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan dan SDM Pemkab Bandung Barat Hernawan mengapresiasi upaya yang dilakukan oleh Pusdiklatpassus dalam meningkatkan ketahanan pangan.
Ia juga menyatakan, tanaman ubi Jepang tersebut sangat cocok dibudidayakan disaat Pandemi Covid-19. Ubi jalar ini, sangat bermanfaat bagi kesehatan karena banyak mengandung vitamin.
Kandungan dalam ubi jalar ini, cukup tinggi seratnya sehingga bagus untuk usus dan pengendalian gula darah. Di masa Pandemi Covid-19, memakan ubi-ubian yang banyak serat bisa meningkatkan imunitas tubuh.
“Kita berterima kasih pada Pusdiklatpassus, yang telah berperan serta dalam menjaga ketahanan daerah,” ucap Hernawan.
Editor: denkur