Dia mengatakan, uang insentif guru ngaji yang disalurkan kepada para ustadz/ustadzah itu tanpa ada potongan, setelah uang sebesar Rp 350.000/guru ngaji ditransfer ke rekening masing-masing.
DARA- Bupati Bandung H.M. Dadang Supriatna menemui dengan guru ngaji di GOR Desa Ciaro Kecamatan Nagreg, Kabupaten Bandung, Kamis (17/3/2022) sore. Pertemuan tersebut rangkaian kegiatan Saba Desa Bupati Bandung.
Saat berdialognya Dadang sempat bertanya kepada para mereka apakah sudah menerima uang insentif guru ngaji yang ditransfer melalui rekening masing-masing, para guru ngaji pun serentak menjawab sudah.
Di Kecamatan Nagreg tercatat ada 280 guru ngaji dari 17.000 guru ngaji se-Kabupaten Bandung yang menerima insentif. Sementara saat ini total guru ngaji di Kabupaten Bandung mencapai 23.000 orang dan Pemerintah Kabupaten Bandung sudah menganggarkan Rp 109 miliar untuk bantuan insentif guru ngaji.
Dia mengatakan, uang insentif guru ngaji yang disalurkan kepada para ustadz/ustadzah itu tanpa ada potongan, setelah uang sebesar Rp 350.000/guru ngaji ditransfer ke rekening masing-masing.
“Para guru ngaji juga mendapatkan asuransi Rp 42 juta, disaat meninggal dunia. Kita berusaha untuk memperhatikan guru ngaji,” katanya.
Kang DS, panggilan akrab Dadang Supriatna mengatakan dirinya lebih memperhatikan nasib guru ngaji karena ada pengalaman yang memprihatinkan dialami ustadz yang notabene guru ngaji.
“Saat sakit dan dibawa ke rumah sakit, ustadz tersebut tak punya uang untuk berobat. Sekarang tak bingung lagi, begitu sakit dan membutuhkan pelayanan kesehatan, para guru ngaji sudah diberi kesempatan mendapatkan pelayanan kesehatan melalui BPJS Kesehatan. Tetapi kita berdoa saja, semoga semuanya sehat dan dipanjangkan umur,” tuturnya.
Dalam diskusinya dihadapan para guru ngaji, Kang DS menitipkan anak-anak sebagai generasi penerus bangsa kepada para ustadz untuk mendidik mereka di bidang keagamaan, di antaranya membaca Alquran.
“Mendidik anak-anak membaca Alquran, bukan hanya tanggungjawab para orang tuanya saja, makanya, jika ada anak yang tak bisa mengaji, tanggungjawab guru ngaji. Ini menjadi salah satu program prioritas dalam upaya mencerdaskan generasi penerus bangsa, khususnya dalam bidang keagamaan,” pungkasnya.
Editor : Maji