Dibalik program donor darah itu ada sosok seorang ibu yang tanpa pamrih membantu kegiatan kemanusiaan itu. Dia adalah Bunda Linda.
DARA – Bunda Linda adalah relawan Mitra Bakti yang membantu kelancaran program yang dilaksanakan Persatuan Tunanetra Indonesian (Pertuni) Kabupaten Bandung dalam rangka donor darah.
Program donor darah itu digelar Persaudaraan Donor Darah Majalaya (PDDM) bekerjasama dengan PMI Kota Bandung di Balai Nikah Masjid Agung Majalaya Kabupaten Bandung, Sabtu (9/4/22/2022).
Saat itu, Bunda Linda terlihat melakukan pendataan para tunanetra yang hadir pada kegiatan donor darah.
“Ada 24 tunanetra yang hadir dalam kegiatan donor darah tersebut. Sebelumnya, direncanakan 27 orang yang akan hadir, namun tiga orang tak jadi datang,” kata Bunda Linda.
Bunda Linda pun terlihat melakukan komunikasi dengan pengurus DPC Pertuni Kabupaten Bandung, selain melakukan pendataan para tunanetra yang akan menerima bantuan paket sembako seusai mereka melaksanakan donor darah.
“Dari 24 tunanetra yang hadir itu, ada 9 orang yang lolos pemeriksaan dan bisa melaksanakan donor darah,” katanya.
Bunda Linda mengungkapkan, Mitra Bakti selain membantu kelancaran program yang dilaksanakan Pertuni, juga membantu mencarikan solusi dalam berbagai hal.
“Kita terus mendampingi Pertuni. Mitra bakti bukan pemberi kewenangan, tetapi tetap kewenangan dalam pengurusan Pertuni merupakan kewenangan pengurus inti di Pertuni tersebut. Yaitu ada sekitar 12 orang pengurus inti, mulai dari Ketua, Wakil Ketua, dan Bendahara,” katanya.
Bunda Linda mengungkapkan, pihaknya sebagai Mitra Bakti harus tahu kondisi anggota Pertuni yang mencapai 350 orang yang tersebar di 31 kecamatan di Kabupaten Bandung.
“Itu yang terdaftar, dan belum lagi yang belum terdaftar,” katanya.
Bunda Linda pun menghimbau dan mengajak anggota Pertuni lainnya untuk berbagai sedekah.
“Bersedekah itu tak harus memberikan materi, tapi memberikan setetes darah sangat bermanfaat bagi masyarakat lainnya. Apalagi dengan memberikan setetes setetes darah lebih banyak lagi, akan memberikan banyak manfaat untuk kehidupan,” katanya.
Dikatakannya, kekurangan fisik bukan berarti menutup diri untuk berbuat baik. Dan terbukti, sembilan tunanetra bisa mendonorkan darahnya untuk kelangsungan hidup warga lainnya.
Hadirnya para tunanetra dalam pelaksanaan donor darah itu menjadi spirit buat yang lainnya.
“Saudara-saudara kita yang mengalami kekurangan fisik bisa melaksanakan donor darah. Diharapkan, saudara-saudara lainnya bisa melakukan hal serupa,” katanya.
Tak dinyana, di antara tunanetra yang hadir dalam kegiatan donor darah itu ada yang sudah menyelesaikan pendidikan strata satu (S 1), bahkan saat ini ada yang sedang dalam proses pendidikan S 2. Di antara mereka juga ada yang menjadi penyiar radio streaming, yang merupakan radio komunitas.
Editor: denkur | Wartawan: Trinata