Suatu hari Rasulullah saw berjalan bersama sahabat Anas bin Malik ra. Ketika keduanya berjalan, seorang Badui menyusul dan menghampiri keduanya.
DARA – Ia kemudian dengan keras sekali menarik Rasulullah saw. Rasulullah saw ketika itu mengenakan pada lehernya selendang Najrani yang tepinya cukup kasar.
Sahabat Anas bin Malik ra yang menemani Rasulullah saw terkejut. Keduanya menoleh ke arah Abdui tersebut. Anas ra menyaksikan bagaimana kerasnya Badui itu menarik selendang Rasulullah saw.
“Aku melihat leher Rasulullah. Tepi selendang yang kasar membekas pada lehernya karena tarikan yang keras,” kata Anas dalam riwayatnya.
“Muhammad, berikanlah kepadaku harta Allah yang ada padamu,” kata Arab Badui tersebut dengan memaksa.
Rasulullah saw menoleh. Rasulullah saw tidak marah. Rasulullah saw memperhatikan wajahnya. Rasulullah saw tersenyum. Rasulullah saw kemudian memerintahkan sahabat Anas bin Malik ra untuk memberikan perbekalan keduanya kepada Badui tersebut. (Imam Al-Ghazali, Ihya Ulumiddin, [Beirut, Darul Fikr: 2018 M/1439-1440 H], juz III, halaman 75).
Hadits ini diriwayatkan oleh Muttafaq Alaih dari sahabat Anas bin Malik ra. Hadits ini dikutip oleh Imam Al-Ghazali dalam rangka menjelaskan kesabaran atas perilaku yang tidak menyenangkan sebagai ujian terbesar husnul khuluq atau akhlak terpuji.
Bahkan, ketika kekerasan kaum Quraisy meningkat, Rasulullah meresponsnya dengan doa agar Allah kelak menciptakan orang-orang yang beriman dari keturunan kaum Quraisy. “Ya Tuhanku, ampunilah kaumku karena sungguh mereka adalah orang-orang yang belum mengerti,” (HR Ibnu Hibban dan Al-Baihaqi dari sahabat Sahal bin Sa’ad).
Sebuah pendapat mengatakan, riwayat terakhir terjadi pada saat kaum Quraisy memukul mundur umat Islam pada perang Uhud sehingga sikap Rasulullah menuai pujian Allah pada Surat Al-Qalam ayat 4, “Sungguh, kamu (Muhammad) orang yang berakhlak mulia.”
Sementara pada riwayat Bukhari dan Muslim dari sahabat Abdullah bin Mas’ud ra, Rasulullah saw pernah menceritakan seorang nabi sebelumnya yang dipukul oleh kaumnya sendiri. (Al-Ghazali, 2018 M/1439-1440 H: III/75). Wallahu a’lam. (Alhafiz Kurniawan)
Artikel ini sebelumnya sudah ditayang NUOnline dengan judul: Ketika Selendang Rasulullah Ditarik Orang Badui dengan Kasar.
Editor: denkur