Presiden Minta Jajarannya Persiapkan Hadapi Ketidakpastian Global

Selasa, 14 Juni 2022

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Presiden Jokowi saat membuka Rakornas PIP Tahun 2022, di Istana Negara, Jakarta, Selasa (14/06/2022). (Foto: Humas Setkab/Rahmat)

Presiden Jokowi saat membuka Rakornas PIP Tahun 2022, di Istana Negara, Jakarta, Selasa (14/06/2022). (Foto: Humas Setkab/Rahmat)

Presiden RI Joko Widodo meminta untuk menyiapkan diri hadapi ketidakpastian global yang dipenuhi ancaman krisis pangan dan energi serta inflasi.


DARA – Hal tersebut ditegaskan Presiden saat membuka Rapat Koordinasi Nasional Pengawasan Intern Pemerintah (Rakornas PIP) Tahun 2022, di Istana Negara, Jakarta, Selasa (14/06/2022).

“Kita semuanya betul-betul harus menyiapkan diri mengenai ini. Pangan harus betul-betul disiapkan betul, energi betul-betul harus dikalkulasi betul karena separuh dari energi kita itu impor. Kita ini negara besar, pangannya juga butuh pangan yang besar, energinya juga butuh energi yang besar, baik untuk kendaraan, maupun untuk industri, untuk rumah tangga dan lain-lainnya,” ujar Presiden, dikutip dari laman resmi Setkab, Selasa (14/6/2022).

Kepala Negara meyakini di tengah tantangan dalam menghadapi ketidakpastian tersebut juga terdapat peluang yang dapat dimanfaatkan oleh Indonesia.

“Ancaman krisis pangan ini juga bisa kita jadikan peluang karena lahan kita yang besar banyak yang belum dimanfaatkan, banyak yang belum produktif,” ujarnya.

Presiden pun kembali menekankan pentingnya kepekaan dalam menghadapi situasi ketidakpastian saat ini.

“Bank Dunia, IMF menyampaikan bahwa akan ada kurang lebih 60 negara yang akan ambruk ekonominya, yang 40 diperkirakan pasti. Inilah ketidakpastian yang tadi saya sampaikan, kita semuanya harus tahu, harus mempunyai kepekaan, harus mempunyai sense of crisis,” ujarnya.

Kepala Negara meminta jajarannya untuk dapat mengelola anggaran pemerintah dengan mengedepankan tiga hal yaitu efisiensi, nilai tambah, dan berdampak pada pertumbuhan ekonomi.

“Belanja pemerintah, belanja pemerintah pusat dan belanja pemerintah daerah, itu harus memiliki tiga hal yang penting. (Pertama), menciptakan nilai tambah. Jangan beli hanya beli, belanja hanya belanja, harus memberikan nilai tambah pada negara ini. Yang kedua, bisa membangkitkan pertumbuhan ekonomi dalam negeri, men-trigger pertumbuhan ekonomi. Yang ketiga, memang efisien, ini harus,” pungkasnya. (FID/UN)

Editor: denkur | Sumber: Setkab

 

Read more: https://setkab.go.id/presi

Berita Terkait

Siaran Ramadan di Medsos Harus Edukatif dan Ramah Anak
Ramadan tak Sekadar tentang Ibadah Pribadi
Keutamaan Niat Puasa
Mustahil Tumbuh 8% Tanpa Industri yang Kuat
Breaking News, Sidang Isbat: Awal Ramadan 1446 H Jatuh Hari Sabtu 1 Maret 2025
Observatorium Bosscha ITB Pantau Hilal Awal Ramadan 1446 H
Presiden Prabowo Tegaskan Layanan Bank Emas Pegadaian dan Bank Syariah Indonesia Dukung Ketahanan Ekonomi Nasional
Pemerintah Percepat Program MBG, Dorong Peran Koperasi dan Industri Susu Lokal
Berita ini 3 kali dibaca

Berita Terkait

Sabtu, 1 Maret 2025 - 13:39 WIB

Siaran Ramadan di Medsos Harus Edukatif dan Ramah Anak

Sabtu, 1 Maret 2025 - 13:22 WIB

Ramadan tak Sekadar tentang Ibadah Pribadi

Sabtu, 1 Maret 2025 - 13:04 WIB

Keutamaan Niat Puasa

Sabtu, 1 Maret 2025 - 12:53 WIB

Mustahil Tumbuh 8% Tanpa Industri yang Kuat

Jumat, 28 Februari 2025 - 19:55 WIB

Breaking News, Sidang Isbat: Awal Ramadan 1446 H Jatuh Hari Sabtu 1 Maret 2025

Berita Terbaru

Ilustrtasi (Foto: Universitas Airlangga/ Tribun Travel)

HEADLINE

Siaran Ramadan di Medsos Harus Edukatif dan Ramah Anak

Sabtu, 1 Mar 2025 - 13:39 WIB

Fotog: Hilman Fauzi/Kemenag

HEADLINE

Ramadan tak Sekadar tentang Ibadah Pribadi

Sabtu, 1 Mar 2025 - 13:22 WIB

Foto: Istimewa

JABAR

Budi Azhar Bersedia Jadi Ketua IPSI Kabupaten Sukabumi

Sabtu, 1 Mar 2025 - 13:13 WIB

Foto: Kemenag

HEADLINE

Keutamaan Niat Puasa

Sabtu, 1 Mar 2025 - 13:04 WIB

Foto: Istimewa

EKONOMI

Mustahil Tumbuh 8% Tanpa Industri yang Kuat

Sabtu, 1 Mar 2025 - 12:53 WIB