Hai Mom, Beginilah Cara Mengatasi Trauma yang Diderita Anak Anda

Rabu, 29 Juni 2022

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi (Foto: Klikdokter/Ist)

Ilustrasi (Foto: Klikdokter/Ist)

Gangguan cemas akibat trauma disebut juga dengan PTSD (post-traumatic stress disorder). Itu terjadi setelah melihat maupun mengalami suatu kejadian yang mengerikan, sehingga berdampak pada psikologis.


DARA – Tidak dimungkiri, trauma pada anak bisa terus melekat pada dirinya hingga dewasa, sehingga orang tua perlu mengetahui cara mengatasi trauma pada anak demi menghilangkan gangguan ini.

Berikut delapan cara mengatasi trauma pada anak, sebagaimana dikutip dara.co.id dari Klikdokter, Rabu (29/6/2022):

1. Hargai Perasaannya

Cara mengatasi trauma pada anak yang pertama adalah dengan mengakui dan menghargai perasaannya. Bila anak merasa trauma atas kondisi yang bagi orang tua cenderung ‘remeh’, maka orang tua tidak boleh merendahkan perasaan itu.

Hindari berbicara dan berperilaku seolah-olah Anda menganggap sepele dan tidak menghargai perasaannya. Akui bahwa rasa cemas yang dialami anak itu nyata dan mengganggu.

2. Validasi Perasaannya

Apabila anak menunjukkan tanda-tanda tidak nyaman yang berkaitan dengan traumanya, maka Anda perlu melakukan validasi perasaan. Validasi perasaan berisi pernyataan dan perilaku yang menunjukkan bahwa Anda mengakui dan mengerti apa yang dirasakan oleh anak.

Validasi perasaan adalah langkah yang sangat penting untuk meningkatkan hubungan antara Anda dan anak. Dengan begitu, anak merasa diperhatikan dan merasa aman berbagi perasaannya pada Anda. Anak akan menjadi jujur dan mau terbuka pada Anda, bahkan hingga usianya dewasa nanti.

3. Berikan Rasa Tenang dan Aman

Dalam mengatasi rasa trauma yang menimpa anak, maka tugas orang tua adalah memberikan rasa tenang.

Katakan bahwa rasa cemas merupakan hal yang wajar. Ingatkan bahwa semua orang dapat merasa cemas. Lalu, informasikan alasan yang logis mengapa ‘kondisi’ itu tidak perlu dicemaskan.

Tumbuhkan kepercayaan pada diri anak bahwa ia dapat melewati dan mengatasi rasa cemas yang dialaminya. Atau, ketika anak trauma atas tindakan kriminal yang pernah terjadi pada dirinya, tugas Anda adalah menenangkan dan meyakinkan anak bahwa mereka berada di lingkungan aman.

Sampaikan bahwa orang tua akan melindungi dan menjaga, sehingga anak bisa merasa tenang. Cara mengatasi trauma pada anak yang satu ini bisa melatih anak mampu menenangkan dirinya.

4. Tidak Menolak Perasaan Anak dan Tidak Memaksa

Jika sewaktu-waktu anak memunculkan rasa traumanya, berikan perhatian yang anak butuhkan. Jangan menolak perasaan itu dengan mengatakan “Ah, tidak apa-apa kok”. Mungkin Anda merasa tidak apa-apa, tetapi tidak dengan anak Anda.

Hindari pula memaksa anak ‘terjun’ pada kondisi yang serupa dengan penyebab traumanya. Ini sama sekali bukan cara mengatasi trauma pada anak, Anda justru berpotensi menyebabkannya semakin parah.

5. Bimbing dengan Sabar

Anak mudah mengalami stres karena mereka memiliki cara pandang yang berbeda dengan orang dewasa. Maka dari itu, orang tua harus sabar. Kesabaran Anda menjadi kunci ketenangan dan kemampuan anak menghadapi rasa takutnya.

Yakinkan diri anak bahwa fase ini bisa dilewati dengan baik. Afirmasi pula kepada anak bahwa dirinya mampu mengatasi hal ini dengan kekuatan yang ia miliki.

6. Komunikasi bersama Anak

Bila Anda melihat bahwa anak sudah lebih tenang atas kejadian trauma yang dialaminya, Anda mulai bisa mengajaknya berdiskusi. Tanyakan seputar perasaannya, apa yang mengganggu, apa yang dikhawatirkan, dan apa yang diharapkan kedepannya.

Ingatlah bahwa pembicaraan ini bukan tentang diri Anda. Jangan terburu-buru memberikan saran dan solusi, karena ini saatnya anak menyampaikan apa yang dipikirkan dan dirasakannya.

Terburu-buru memberikan solusi menyebabkan Anda terlihat tidak simpatik dan tidak peduli. Anak bisa jadi merasa kapok dan enggan untuk membicarakannya pada Anda di lain waktu. Jangan pula terlalu bersemangat memberikan pendapat Anda, yang mungkin saja bertolak belakang dengan perasaan anak.

7. Latih Keberanian Anak

Bila Anda dan anak sudah beberapa kali membicarakannya, dan anak tampak mulai tenang dan terbuka, Anda bisa beralih pada aktivitas melatih keberanian anak. Tujuannya untuk memupuk rasa percaya diri dan keberanian anak, serta menegaskan bahwa dirinya mampu mengatasi ‘luka’ di masa lalu.

Pastikan Anda meminta persetujuan anak akan hal ini. Misalnya, anak mengalami trauma terhadap anjing karena melihat temannya tergigit oleh hewan tersebut.

Anda bisa mengatur suatu kondisi di mana anak bisa berdekatan (tidak perlu berkontak, jangan terburu-buru!) dengan anjing yang jinak. Contohnya, anjing peliharaan kerabat Anda yang diyakini tenang dan terlatih.

Pastikan Anda meminta persetujuan anak untuk membawanya pada kondisi ini. Lakukan perlahan-lahan, misalnya dimulai dengan melihat situasi tersebut dari jauh. Kesempatan berikutnya, anak mungkin bisa diajak lebih berdekatan, meskipun tidak menyentuh. Selalu tanyakan persetujuan dan penerimaan anak atas aktivitas ini.

8. Meminta Bantuan Ahlinya

Bila Anda merasa trauma yang dirasakan anak sangat berat, jangan ragu untuk berkonsultasi pada ahlinya. Ini bukan menunjukkan bahwa pribadi Anda tidak mampu. Justru, langkah ini menegaskan betapa besarnya kepedulian dan rasa sayang Anda pada anak.

Maka, cara menghilangkan trauma yang berikutnya adalah berkonsultasi kepada psikolog anak atau psikiater anak bila dibutuhkan.

Mereka akan memberikan pendampingan dan tatalaksana yang sesuai dengan kebutuhan anak. Kerja sama yang baik antara ahlinya dan orang tua tentu lebih efektif dalam membantu anak terlepas dari trauma yang melekat di hatinya.

Cara mengatasi trauma pada anak memang tidak mudah. Langkah yang diambil harus terukur, perlahan, dan selalu melihat respons dan penerimaan anak.

Ingatlah bahwa semua butuh proses, tidak bisa dilakukan secara instan. Bila perlu, berkonsultasilah dengan ahlinya untuk penanganan yang lebih baik.

Apabila memiliki pertanyaan lebih lanjut mengenai topik ini, Anda bisa memanfaatkan layanan Live Chat 24 Jam untuk berkonsultasi dengan dokter atau psikolog.(FY)

Editor: denkur | Sumber: Klikdokter

Berita Terkait

13 Wanita di Kebinet Merah Putih, Nomor 11 Kariernya Bukan Kaleng-kaleng
Dibalik Kisah Kecintaan Keluarga Aurel Hermansyah Yang Suka Mengonsumsi Cemilan Sehat dari Brand Lokal Indonesia
Pesona Wastra Jabar 2024 Memajukan UMKM dan Industri Fesyen
Survei Jakpat: Tingkat Konsumsi Susu di Indonesia Masih Rendah
Berikut Lima Posisi Tidur yang Baik untuk Kesehatan Jantung
Ekspresikan Hidup Lebih Bergaya dengan JBL Soundgear Frames, Perpaduan Sempurna antara Suara dan Gaya
Kalau Ingin Berumur Panjang Harus Rutin Cek Kesehatan
Keluarga Penentu Kemajuan Bangsa
Berita ini 2 kali dibaca
Tag :

Berita Terkait

Kamis, 24 Oktober 2024 - 13:47 WIB

13 Wanita di Kebinet Merah Putih, Nomor 11 Kariernya Bukan Kaleng-kaleng

Selasa, 15 Oktober 2024 - 12:18 WIB

Dibalik Kisah Kecintaan Keluarga Aurel Hermansyah Yang Suka Mengonsumsi Cemilan Sehat dari Brand Lokal Indonesia

Minggu, 13 Oktober 2024 - 17:52 WIB

Pesona Wastra Jabar 2024 Memajukan UMKM dan Industri Fesyen

Kamis, 3 Oktober 2024 - 13:59 WIB

Survei Jakpat: Tingkat Konsumsi Susu di Indonesia Masih Rendah

Selasa, 17 September 2024 - 09:41 WIB

Berikut Lima Posisi Tidur yang Baik untuk Kesehatan Jantung

Berita Terbaru