Suku Pedalaman yang Menolak Modernisasi

Sabtu, 23 Februari 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

(Foto: Ist/Sindo)

(Foto: Ist/Sindo)

DARA | Banyak suku di Indonesia yang hingga kini masih terisolir. Mereka menolak pengaruh luar.

1. Suku Baduy (Banten)

(Foto: Ist)

Suku Badui atau suku Kanekes (khususnya Baduy dalam) adalah masyarakat asli di daerah Banten. Meskipun tinggal di daerah yang cukup sentral di Indonesia, suku ini menjalani kehidupannya dengan mengasingkan diri dan tidak menerima modernisasi atau pembangunan yang berasal dari luar. Masyarakat Baduy dalam lebih memilih hidup mandiri di sekitar pegunungan kendeng dengan bermata pencaharian yang bersumber dari alam.

2.Suku Samin (Blora, Pati, Bojonegoro)

(Foto: Ist)

Suku Samin merupakan suku pedalaman di Indonesia yang terasing dan terancam kepunahannya. Suku Samin tersebar di daerah Blora, Pati dan sebagian wilayah Bojonegoro. Suku Samin atau yang juga disebut wong rikep ini memilih tinggal di tengah hutan di kawasan pegunungan Kendeng, dan menjauhkan diri dari keramaian masyarakat. Penolakan terhadap pemerintah pada suku ini bermula dari sikap pendahulunya Samin Surosinteko yang menentang keras sikap kapitalisme dan materialisme pemerintah Belanda.

3. Suku Anak Dalam (Jambi)

(Foto: Ist)

Di pulau Sumatera, tepatnya di Provinsi Jambi terdapat Suku Anak Dalam atau yang juga dikenal dengan nama suku Kubu. Suku ini pun masih hidup nomaden atau berpindah-pindah, bahkan sistem kepercayaan yang mereka anut pun masih sangat kuno. Disebutkan jika suku anak dalam masih menyembah dewa atau roh dari para leluhur.

4. Suku Polahi (Gorontalo)

(Foto: Ist)

Suku yang menghuni hutan Boliyahato di Kota Gorontalo Sulawesi ini menjadi salah satu suku paling tertinggal di Indonesia. Pola hidup mereka yang berpindah-pindah dan mereka sama sekali belum pernah bersentuhan dengan kehidupan luar. Menurut catatan dari berbagai sumber, suku terasing ini bahkan sama sekali tidak mengenal kepercayaan.

5. Suku Kajang (Sulawesi Utara)

(Foto: Ist)

Suku Kajang di Kabupaten Bulukumba Sulawesi Utara ini boleh disebut sebagai suku terasing sekaligus ditakuti. Beberapa kalangan dari suku Kajang memang sudah semakin terbuka dengan kehidupan perkotaan namun suku ini juga punya sejumlah kelompok yang hidup terasing di tengah hutan. Suku yang identik dengan busana serba hitam ini juga dipercaya memiliki kekuatan magis dahsyat.

6. Suku Korowai (Papua)

(Foto: Ist)

Suku Korowai merupakan suku yang hidup di hutan-hutan pedalaman Papua. Kaum dari suku Korowai terbilang sangat sangat terasing. Jika beberapa suku lain di tanah Papua sudah mengenal baju, suku ini sama sekali tidak mengenakan apa-apa bahkan termasuk koteka. Suku ini disebut bermukim di atas pohon, bahkan menurut penelusuran di beberapa sumber rumah suku ini bisa berada di atas ketinggian hingga 50 sampai 100 meter dari permukaan tanah.

7. Suku Mentawai (Sumatra Barat)

(Foto: Ist)

Suku Mentawai adalah suku kuno yang berada di kepulauan Mentawai bagian dari wilayah Sumatra Barat dan Utara. Asal usulnnya yang misterius menjadi perdebatan di kalangan peneliti. Ada yang berpendapat bahwa suku ini berasal dari bangsa Polinisea ada pula yang meyakini suku ini berasal dari bangsa Proto Malaya atau melayu tua.

8. Suku Togutil (Maluku Utara)

(Foto: Ist)

Suku Togutil yang mendiami hutan Halmahera terancam punah akibat akitivitas pertambangan. Suku Togutil merupakan komunitas etnis yang hidupnya berpindah pindah di hutan. Mereka tinggal di hutan Totodogu dan hutan Lolobata.

Suku di Indonesia
– Menurut data BPS 2010, terdapat 1.340 suku dan lebih dari 300 kelompok etnik di Indonesia
– Suku Jawa adalah kelompok suku terbesar dengan jumlah mencapai sekitar 40% dari total populasi.***

Editor: denkur

Artikel ini ditayangkan Sindonews, Sabtu 23/2/2019

Berita Terkait

Korban Letusan Gunung Lewotobi, Nobar Laga Indonesia – Jepang di Pengungsian
Kala Menteri Kebudayaan Fadli Zon Mampir di Kantor PWI
Konser Dua Lipa Dibatalkan, Kemenpar Dorong Promotor Musik Optimalkan Persiapan Keamanan
DPD RI Apresiasi “Pahlawan Seni Budaya” Tim Muhibah Angklung
Swiss-Belinn Kemayoran Sambut Tahun Baru 2025 dengan The Colorful Party
Tips Packing Cerdas untuk Musim Dingin: Esensial Liburan yang Wajib Dibawa
bank bjb Manjakan Penikmat Jazz Di The Papandayan Jazz Fest 2024
Pemkab Subang Gelar Sisingaan Terpanjang di Dunia Raih Rekor Muri
Berita ini 73 kali dibaca

Berita Terkait

Sabtu, 16 November 2024 - 08:56 WIB

Korban Letusan Gunung Lewotobi, Nobar Laga Indonesia – Jepang di Pengungsian

Rabu, 13 November 2024 - 09:34 WIB

Kala Menteri Kebudayaan Fadli Zon Mampir di Kantor PWI

Senin, 11 November 2024 - 16:58 WIB

Konser Dua Lipa Dibatalkan, Kemenpar Dorong Promotor Musik Optimalkan Persiapan Keamanan

Senin, 11 November 2024 - 12:27 WIB

DPD RI Apresiasi “Pahlawan Seni Budaya” Tim Muhibah Angklung

Kamis, 31 Oktober 2024 - 16:51 WIB

Swiss-Belinn Kemayoran Sambut Tahun Baru 2025 dengan The Colorful Party

Berita Terbaru