DARA | BANDUNG – Hujan es sempat turun di beberapa wilayah di kawasan Bandung Utara, Jawa Barat, Sabtu (23/2/2019). Derasnya hujan mengakibatkan sejumlah ruas jalan di kota ini dilanda Banjir.
Hujan yang disertai angin kencang tersebut, melanda, wilayah Cicadas, Jalan Pahlawan, dan Cikutra. Bahkan di Cikutra, hujan disertai butiran es. Hujan es, menurut beberapa warga berlangsung kurang dari sepuluh menit.
“Hanya sebentar, lebih kurang 5 menitan. Tidak sampai sepuluh menit,” kata Deny, warga Cikutra.
Sementara terpantau, banjir setelah hujan deras turun terjadi di beberapa ruas jalan Kota Bandung. Ketinggian air berkisar antara 20 cm hingga 40 cm. Hujan deras yang turun menjelang sore itu antara lain melanda pertigaan Kosambi, Jalan Ahmad Yani.
Hujan es
Mengapa bisa terjadi hujan es? Berikut, kutipan Wikipedia. Hujan es yang dalam ilmu meteorologi disebut juga hail, adalah presipitasi yang terdiri atas bola-bola es. Salah satu proses pembentukannya adalah melalui kondensasi uap air lewat pendinginan di atmosfer pada lapisan di atas level beku.
disebutkan, es yang terjadi dengan proses ini biasanya berukuran besar. Karena ukurannya itu, meski telah turun ke arah yang lebih rendah dengan suhu yang relatif hangat, tidak semua es mencair.
Hujan es tidak hanya terjadi di negara subtropis, melainkan juga di daerah ekuator. Proses lain yang dapat menyebabkan hujan adalah pembekuan. Uap air lewat dingin tertarik ke permukaan benih-benih es.
Karena terjadi pengembunan yang mendadak maka terbentuklah es dengan ukuran yang besar. Sedangkan hujan es disertai puting beliung berasal dari jenis awan bersel tunggal berlapis-lapis di dekat permukaan bumi.
Bisa juga juga berasal dari awan multisel dan pertumbuhannya secara vertikal dengan luasan area horizontalnya sekitar 3–5 km dan kejadiannya singkat berkisar antara 3-5 menit. Bisa juga 10 menit. Tapi jarang.
Oleh karena itu peristiwa ini hanya bersifat lokal dan tidak merata, jenis awan berlapis-lapis ini menjulang kearah vertikal hingga ketinggian 30 ribu kaki lebih. Jenis awan berlapis-lapis ini biasa berbentuk bunga kol dan disebut Awan Cumulo Nimbus (CB).***
Wartawan: Sukiya
Editor: Ayi Kusmawan