Sejarah Terciptanya Guling yang Dulu Hanya Dimiliki Kaum Bangsawan

Sabtu, 9 Juli 2022

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi (Foto: klikdokter)

Ilustrasi (Foto: klikdokter)

Guling, saat ini dimiliki semua kalangan. Tapi dulu sekitar abad 18 hingga abad 19 guling hanya dimiliki kaum bangsawan, baik dari bangsa Eropa, atau pun pribumi. Begini ceritanya.


DARA – Istri Belanda. Begitulah Istilah yang populer di rakyat Indonesia tempo dulu. Istilkah itu ditujukan untuk guling yang tercipta sebagai teman tidur para pria Belanda yang datang ke Indonesia tanpa ditemani istri atau pasangan.

Para pria Belanda itu setiap malam melampiaskan hasrat dan membunuh kesepian dengan cara memeluk sesuatu. Terciptalah guling sebagai “istri belanda”.

Berikut sejarah guling, teman tidur yang saat ini dimiliki semua kalangan, seperti dikutip dara.co.id dari Kurusetra/Republika, Sabtu (9/7/2022):

Mendaras sejarah guling, mari kita mundur ke periode 300 tahun ke belakang, saat Indonesia masih berjuang mengusir para bangsa kulit putih yang menjajah negeri tercinta kita ini. Saat itu orang-orang Belanda datang ke negeri koloni tanpa didampingi kekasih atau istri.

Mereka yang tiba di Indonesia untuk urusan pekerjaan di berbagai sektor; pemerintahan, pelabuhan, sampai serdadu berpangkat rendah, merasa kesepian lantaran bertahun-tahun merantau di tanah jajahan. Untuk membunuh rasa kesepian di Indonesia itu, mereka yang memiliki harta akan mendatangkan istri atau kekasihnya dari Belanda atau negara Eropa lainnya. Persoalannya, ongkos mendatangkan istri, kekasih, atau perempuan dari Belanda sangatlah mahal.

Guling dimanfaatkan sebagian orang Belanda untuk melepaskan kerinduan terhadap pasangan yang tertinggal di kampung halaman. Ngelonin guling menjadi cara untuk berfantasi membunuh sepi. Semua pria tahu, kesepian adalah musuh terbesar untuk tetap bugar.

Haryoto Kunto & Deddy H. Pakpahan dalam Seabad Grand Hotel Preanger, 1897-1997 (terbitan tahun 2000) menjelaskan, para prajurit atau bahkan pejabat Belanda, akan berfantasi dengan memeluk guling. Mereka berimajinasi seakan-akan benda itu adalah perempuan yang dicintainya.

“Bagi pemuda dan pria Belanda yang tinggal di Nusantara, meninggalkan kekasih atau istrinya jauh di negeri Belanda sana, mereka mengobati rasa rindunya dengan cepat berangkat tidur, mengkhayal, seraya memeluk guling erat-erat,” tulis di buku tersebut.

Melihat kebiasaan itulah Sir Thomas Stamford Bingley Raffles, Letnan Gubernur Jenderal Hindia menamai guling sebagai “Dutch Wife” alias istri Belanda.

Salah satu penulis ternama Indonesia, Pramoedya Ananta Toer, dalam novelnya Jejak Langkah sedikit banyak menceritakan tentang sejarah guling. Pram menyebut orang Indonesia hanya meniru-niru orang Belanda karena belum lama menggunakan guling. Termasuk, Pram menyindir, para priyayi berkepala kapuk.

“Orang Belanda terkenal sangat pelit. Mereka ingin pulang ke negerinya sebagai orang berada. Maka banyak juga yang tak mau menggundik. Sebagai pengganti gundik mereka membikin guling –gundik yang tak dapat kentut itu.”

Guling sebenarnya pertama kali bukan diperkenalkan orang-orang Belanda. Benda berbentuk tabung memanjang tersebut memiliki sejarah panjang, khususnya di wilayah Asia.

Guling lahir di kebudayaan Indisch abad ke-18 atau 19 yakni percampuran antara kebudayaan Eropa, Indonesia, dan China.

Hadinoto, dosen Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Kristen Petra Surabaya, dalam Indische Empire Style yang dimuat Jurnal Dimensi Arsitektur, Desember 1994 menjelaskan, percampuran budaya juga menciptakan berbagai benda seperti kursi Eropa, meja, dan tempat tidur dengan bantal.

“Termasuk perlengkapan baru yang disebut guling atau Dutch Wife, yang tidak ada dalam perlengkapan tempat tidur Eropa. Jadi khusus Indisch,” kata Hadinoto.

Di wilayah Asia Timur, seperti Jepang, China, Korea, guling memiliki nama “istri bambu”. Nama lokalnya jukbuin, chikufujin, atau zhufuren. Istri bambu disematkan karena barang itu dibuat orang-orang di Asia Timur dari bambu yang dianyam hingga membentuk menyerupai tabung yang bisa dipeluk.

Keberadaan guling bahkan mengejutkan orang-orang yang baru tiba di Hindia Belanda. Sejarawan dan pastor dari Amerika Serikat John S.C. Abbott (1805–1877) menceritakan pengalamannya bertemu guling dalam “A Jaunt in Java”, yang dimuat di Harper’s New Monthly Magazine Volume XV, Juni-November 1857.

Abbott mengatakan, ketika berbaring di ranjang, Anda akan tidur dengan Dutch Wife. “Jangan terkejut! Anda tak akan mendapatkan ‘kuliah tirai’ (curtain lecture) karena Dutch Wife berbentuk bulat, bantal panjang keras, yang bikin takjub setiap orang asing ketika melihatnya terbaring rapi dan kaku di tengah ranjang seperti mayat kecil,” tulis Abbott.

Editor: denkur | Sumber: Kurusetra/Republika

Berita Terkait

Pemkab Subang Gelar Sisingaan Terpanjang di Dunia Raih Rekor Muri
NOMINATOR FFI 2024 “Koes Plus Bom Grupo Musica”
Optimalkan Pembinaan Kemandirian, Lapas Banceuy Jadikan Industri Garmen Sebagai Komoditas Utama
Kenapa Google Doodle Hari Ini Tampilkan Seniman A.T Mahmud, Ini Jawabannya
Inilah Pemenang Mojang Jajaka Kota Bandung 2024
Ketika Tim EIGER Adventure Antar Tas Untuk Siswa Sekolah Terpencil di Puncak Pegunungan Jawa Barat
TB Inti Jaya Serahkan Reward Dua Sepeda Motor Kepada Konsumen
Sukses Lepas Rindu Sheilagank di Medan, bank bjb Mudahkan Nasabah Dapat Tiket
Berita ini 6 kali dibaca

Berita Terkait

Sabtu, 26 Oktober 2024 - 22:28 WIB

Pemkab Subang Gelar Sisingaan Terpanjang di Dunia Raih Rekor Muri

Senin, 21 Oktober 2024 - 18:15 WIB

NOMINATOR FFI 2024 “Koes Plus Bom Grupo Musica”

Senin, 7 Oktober 2024 - 23:24 WIB

Optimalkan Pembinaan Kemandirian, Lapas Banceuy Jadikan Industri Garmen Sebagai Komoditas Utama

Kamis, 3 Oktober 2024 - 10:55 WIB

Kenapa Google Doodle Hari Ini Tampilkan Seniman A.T Mahmud, Ini Jawabannya

Senin, 30 September 2024 - 09:35 WIB

Inilah Pemenang Mojang Jajaka Kota Bandung 2024

Berita Terbaru


KPU Jawa Barat resmi mendistribusikan surat suara untuk Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak tahun 2024, Minggu (27/10/2024). (Foto: deram/dara)

HEADLINE

KPU Jabar Distribusikan Surat Suara Untuk 5 Kabupaten Kota

Minggu, 27 Okt 2024 - 12:48 WIB

CATATAN

SERANGAN KE TEHERAN Israel-Iran Berhitung Akibat

Minggu, 27 Okt 2024 - 08:29 WIB

Foto: miga/dara.co.id

BANDUNG UPDATE

Prakiraan Cuaca Bandung, Minggu 27 Oktober 2024

Minggu, 27 Okt 2024 - 05:57 WIB