DARA— Kabupaten Bandung Barat (KBB) kembali dilirik pihak swasta untuk pengembangan bidang agro wisata dan agro industri.
Kali ini, pihak ketiga yang tertarik untuk investasi pengembangan agro wisata dan agro industri ini dari sebuah perguruan tinggi.
Adalah Universitas Krisnadwipayana (Unkris), perguruan tinggi yang menaruh perhatian besar terhadap potensi KBB dalam pengembangan agro wisata dan agro industri ini.
Menurut Kepala Bidang Pengembangan Perekonomian dan Sumber Daya Alam Bapelitbangda KBB, Ari Wibisana, bahwa saat ini Bapelitbangda Bidang PSDA sedang menerapkan konsep pentaheliq yang menghubungkan peran akademisi, badan usaha (bisnis) komonitas, pemerintah yang bertujuan mengembangkan inovasi dan ilmu pengetahuan.
Tentunya komponen tersebut memiliki potensi bertransformasi menjadi produk maupun jasa yang bernilai dan bermanfaat bagi masyarakat Kabupaten Bandung Barat.
Mereka mengembangkan komoditas kentang di Pasir Angling dan Camp Bincarung. Daerah tersebut dianggap cocok untuk dijadikan agro wisata.
Namun disaat melakukan survei lapangan, ditemukan perkebunan kopi. Mereka melakulan uji coba dengan mengambil sample untuk dipasarkan ke negara Turki.
Ternyata kopi dari Suntenjaya tersebut diterima pasar di Turki ini. Tercetuslah keinginan mereka untuk pengembangan perkebunan kopi.
Hanya lahan yang dibutuhkan untuk pengembangan perkebunan kopi ini seluas 400 hektar. Untuk kawasan Lembang, lahan seluas itu agak susah ditemukan.
“Paling wilayah selatan, potensinya cukup bagus dengan lahan yang sangat memungkinkan untuk pengembangan perkebunan kopi ini. Akan kita coba rekomendasikan ke wilayah selatan,” ujar Ari di Ngamprah, Kamis (4/8/2022).
Antusias pihak Unkris tersebut, menjadi sebuah tantangan bagi Pemkab Bandung Barat dalam menangkap peluang untuk pengembangan potensi daerah.
Semula, hanya pengembangan desa wisata, kini malah melebar untuk pengembangan kopi.
Di sisi lain, pihaknya yakin niatan Unkris tersebut bakal berhasil dengan baik. Karena tim mereka terdiri dari para akademisi yang sebelumnya menggarap lahan Tangsi Mekar Kecamatan Gununghalu pada tahun 2013.
Saat itu, tim akademisi yang mengembangkan budidaya talas ini, sama dengan yang menggarap proyek desa wisata Suntenjaya.
Sayangnya, di Tangsi Mekar tidak berlanjut karena wan prestasi dari pihak penggarapnya.
Arus mengatakan peluang pengembangan agro wisata dan agro industri kopi yang ditawarkan Unkris, cukup menjanjikan.
Didukung oleh lembaga lainnya, seperti BRI Coorporate University Biotrop, PT Kalbi Wings yang jadi opteker serta pemerintah desa setempat, maka proyek ini diyakini bakal berhasil.
Pemkab Bandung Barat sambung Ari, akan melakukan penjajakan agar proyek mereka bisa dikerja samakan.
Hal itu sebagai upaya mendorong peningkatan perekonomian masyarakat desa. Sejalan pula dengan tema pembangunan Pemkab Bandung Barat yang tertuang dalam RKPD tahun 2023.
Disitu disebutkan bahwa pemantapan ekonomi yang inklusif dengan melibatkan masyarakat, Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).
“Setelah pandemi Covid-19, tentunya kita mengejar target komitmen RPJMD, diantaranya sasaran besarnya itu ke sektor pariwisata dengan potensi yang kita miliki di bidang pertania, ” pungkasnya. (Advetorial)