Menurut WHO, setiap tahunnya lebih dari 700.000 orang meninggal karena bunuh diri. Lalu, berdasarkan Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI, jumlah kasus bunuh diri di Indonesia di tahun 2017 mencapai 789 kasus.
DARA – Berikut ini lima kemungkinan penyebab kenapa orang memutuskan untuk bunuh diri. Dikutip dari Klikdokter, Selasa (20/9/2022):
1. Depresi
Salah satu alasan umum kenapa orang bunuh diri adalah depresi berat. Ketika mengalami depresi, seseorang bisa merasakan sakit emosional yang parah dan kehilangan harapan.
Hal tersebut dapat membuat mereka tidak bisa menemukan cara lain untuk mengatasi situasi ini, selain dengan mengakhiri hidup mereka sendiri.
Dilansir dari laman American Foundation for Suicide Prevention, depresi menjadi penyebab dari hampir semua kasus bunuh diri.
2. Gangguan Bipolar
Gangguan bipolar merupakan kondisi seseorang yang memiliki perubahan suasana hati yang ekstrem.
Ikhsan Bella Persada, M.Psi., Psikolog, menyampaikan bahwa individu yang mengalami gangguan bipolar sangat mungkin untuk memiliki pemikiran bunuh diri, bahkan tindakan untuk bunuh diri.
Dalam bipolar sendiri, terdapat kondisi di mana individu berada dalam episode depresi. Pada kondisi ini, pemikiran untuk bunuh diri akan cenderung tinggi, bahkan hingga 20-60% individu penderita bipolar akan melakukan percobaan mengakhiri hidupnya.
Salah satu tindakan bunuh diri ini disebabkan oleh perilaku impulsif pada penderita saat berada dalam episode depresi.
“Perilaku impulsif ini sebenarnya menjadi gejala dari episode mania, tapi biasanya gejala ini muncul di episode depresi. Oleh karenanya, bisa sampai muncul percobaan dan tindakan bunuh diri,” tutur Ikhsan.
Namun perlu diketahui, perilaku impulsif bukan hanya faktor tunggal terjadinya tindakan bunuh diri.
3. Gangguan Makan
Gangguan makan atau eating disorder juga bisa menjadi alasan orang bunuh diri. seseorang yang mengidap anoreksia nervosa, bulimia nervosa, dan gangguan makan berlebihan, dapat meningkatkan perilaku bunuh diri.
Kondisi ini bisa berdampak pada kesehatan, kehidupan sosial, dan kebahagiaan, sehingga sering kali bunuh diri menjadi penyebab utama kematian seseorang yang memiliki gangguan makan.
4. Skizofrenia
Sebuah studi yang dilakukan di Journal of the American Medical Association Psychiatry menyatakan bahwa penderita skizofrenia usia 18-34 tahun memiliki risiko bunuh diri yang tinggi.
Gangguan mental ini membuat seseorang kesulitan untuk membedakan mana yang nyata dan tidak nyata. Hal tersebut membuat mereka sulit untuk berpikir jernih, memiliki respon emosional yang normal, dan bertindak secara normal dalam situasi tertentu.
5. Stres Traumatis
Seseorang yang memiliki pengalaman traumatis seperti pelecehan seksual hingga trauma perang, memiliki risiko lebih besar untuk bunuh diri. Bahkan, hal ini bisa terjadi bertahun-tahun setelah mengalami trauma.
Selain itu, risiko bunuh diri juga akan semakin meningkat apabila seseorang didiagnosis dengan post-traumatic stress disorder atau PTSD. Pemicu dari kondisi ini adalah depresi yang terjadi setelah trauma.
Umumnya, pasien juga merasa tidak berdaya dan putus asa, sehingga menyebabkan mereka untuk mengakhiri hidupnya.
Editor: denkur