Korban pengeroyokan yakni R tidak akan mencabut laporannya ke Mapolsek Bandung Wetan. Apalagi katanya kasus ini sudah dilimpahkan ke Kejaksaan Negeri Bandung.
DARA | R dikeroyok lima pemuda asal Garut saat sedang nangkring di salah satu pub di kawasan Taman Sari Kota Bandung bersama seorang teman perempuannya berinisial M, 27 September 2022 lalu.
R memaparkan, saat berada dalam pub tersebut sempat pergi ke toilet. Namun, sepulangnya dari toilet tiba-tiba dihadang seseorang yang tidak dikenal yang kemudian diketahui berinisial B.
Saat itu, B bertanya tentang status hubungan dirinya dengan M.
“Saya sudah sampaikan bahwa M hanya sebagai teman. Namun, B tidak percaya padahal M juga sudah menjelaskan kepadanya,” ujar R saat ditemui di kawasan Sanding, Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut, Jumat (25/11/2022).
Meski sudah dijelaskan, lanjut R, namun B yang saat itu ditemani seorang rekannya berinisial LL tetap ngotot dan bersikukuh mengajaknya untuk ngobrol di luar.
Karena merasa tak ada masalah, lanjut R, ia pun kemudian memenuhi permintaan B tersebut.
Namun, sesampainya di luar pub, LL kemudian mengeluarkan handphone-nya diduga menghubungi teman-temannya. Benar saja tak lama kemudian datang tiga orang teman B dan LL, masing-masing berinisial HAF, HA, dan F.
R menyebutkan tanpa basa-basi ke kelima orang itu pun kemudian langsung mengeroyok dirinya yang diawali dengan pelemparan puntung rokok ke mukanya.
Menurutnya, aksi pengeroyokan yang menimpa dirinya itu berlangsung cukup lama, sehingga menyebabkan bagian wajahnya babak belur bahkan sampai berdarah-darah.
Beruntung saat kondisinya sudah benar-benar tak berdaya ada seorang pengemudi ojeg online yang menolongnya dan langsung membawanya ke Mapolsek Bandung Wetan untuk membuat laporan polisi.
“Mungkin jika tidak ditolong oleh pengemudi ojol itu entah bagaimana nasib saya, mungkin saya sudah meninggal di lokasi,” kata R.
Dalam kesempatan tersebut, R juga memperlihatkan bukti rekaman CCTV yang menunjukan saat terjadinya aksi pengeroyokan terhadap dirinya. Bahkan, R juga memperlihatkan foto saat dirinya berada di Mapolsek Bandung Wetan dengan wajah berlumuran darah akibat aksi penganiayaan yang dilakukan kelima orang pemuda yang sebelumnya sama sekali tak dikenalnya itu.
R juga menuturkan, saat berada di Mapolsek Bandung Wetan dirinya sempat menelepon US, kakak iparnya yang juga anggota Polri untuk memberitahukan kejadian yang menimpanya dan mendampingi dirinya yang saat itu tengah membuat laporan polisi.
Bantah Lakukan Kekerasan
Sementara itu, US, kakak ipar R, mengaku begitu mendapat kabar dari adik iparnya itu ia pun segera datang ke Mapolsek Bandung Wetan meskipun saat itu dirinya tengah berada di Tasik.
“Saat itu saya sedang ada di Tasik, tiba-tiba adik ipar saya nelpon jika dirinya tengah berada di Polsek Bandung Wetan sedang melaporkan kasus pengeroyokan yang menimpanya,” katanya.
US pun membantah terkait tudingan yang beredar bahwa dirinya melakukan intimidasi dan kekerasan pisik terhadap empat pemuda asal Garut yang telah mengeroyok adik iparnya tersebut. Apalagi sampai mencabuti kumis para pelaku dan menunjukan senjata api sebagaimana berita yang beredar berdasarkan keterangan orang tua salah seorang pelaku pengeroyokan.
“Saya juga tak pernah mengatakan bahwa saya adalah ajudan dari Wakil Gubernur (Wagub) Jabar. Kepada para pelaku saya hanya mengatakan “maneh teh dek jadi jeger?”, karena mereka memakai kalung, anting, dan juga cincin tengkorak yang digunakan untuk memukuli R, adiknya,” ujar US.
Menurut Bripka US, saat itu dia datang ke Mapolsek Bandung Wetan dengan berpakaian preman tidak berseragam dan sama sekali tidak membawa senjata api.
“Kepada para pelaku saya hanya mengatakan “maneh teh dek jadi jeger?”, karena mereka memakai kalung, anting, dan juga cincin tengkorak yang digunakan untuk memukuli adik ipar saya, R,” katanya.
Sebelumnya, orang tua dari salah seorang pelaku pengeroyokan terhadap R, Deni Ranggajaya, menyampaikan jika pihaknya telah melaporkan seorang oknum anggota Polri berinisial US atas kasus intimidasi dan kekerasan yang dilakukannya terhadap anaknya serta tiga orang rekannya.
Editor: denkur