Ketua Persatuan Menembak Indonesia Kabupaten Bandung Barat (Perbakin KBB) Dedi Suprapto, meminta dana hibah yang akan digelontorkan dari Pemkab Bandung Barat dipermudah saja.
DARA | Jika Pemkab Bandung Barat bermaksud membantu cabor dalam memenuhi kebutuhan dana, tidak perlu berbelit-belit.
Hal itu dikatakan Dedi menyikapi rencana Pemkab Bandung Barat, yang bakal memberikan hibah langsung ke cabor. Bukan ke Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI), seperti sebelum-sebelumnya.
“Jangan diperibetlah, kalau memang mau bantu cabor. Serahkan saja ke KONI, seperti selama ini yang kita terima,” kata Dedi di Padalarang, Rabu (17/1/2023).
Lagipula kata Dedi, kebutuhan cabor itu bukan hanya satu item saja. Akan tetapi banyak item dan kegiatannya, yang sudah menjadi agenda rutin cabor.
Dedi juga mengatakan, hibah yang akan diterima cabor tersebut tidak semudah yang dikatakan. Lantaran harus menempuh mekanisme, sesuai dengan UU Nomor 11 Tahun 2022 tentang Keolahragaan di pasal 79 ayat 2.
Di situ disebutkan, alokasi anggaran dari pemerintah daerah dapat disalurkan melalui KONI provinsi, kabupaten/kota melalui pemberian hibah yang dilaksanakan sesuai peraturan perundang-undangan.
Menurutnya, jika pemberian hibah langsung ke cabor, maka akan terjadi degradasi.
“Nggak kebayang kalau hibahnya melalui cabor, nanti Dispora sebagai leading sektor harus melakukan verivikasi terhadap 62 cabor. Melalui KONI saja, harus bolak-balik untuk verivikasi, kadang keteteran,” ujarnya.
Oleh sebab itu, Dedi berharap bantuan hibah cabor serahkan saja ke KONI sebagai induk organisasi prestasi.
Jangan sampai cabor direpotkan dengan urusan tektek bengek mengurusi proposal untuk hibah.
“Kita ini, berkewajiban ngurus atlet. Bukan malah ribet ngurus proposal,” katanya.
Sementara terkait bonus atlet Porprov peraih medali emas, Dedi berharap Pemkab Bandung Barat komitmen memberikannya sebesar Rp50 juta, sesuai SK Penetapan Bonus Atlet Berprestasi.
Jika, dipangkas maka dipastikan bakal membuat atlet kecewa. Lebih jauhnya, bisa berdampak psykologis bagi atlet-atlet lainnya yang tadinya semangat meraih prestasi.
“Semangat juang atlet berkurang dan berpotensi mereka mutasi daerah lain yang lebih peduli memperhatikan atlet,” ujarnya.
Editor: denkur