Kementerian Agama hadirkan Mushaf Al-Quran Isyarat untuk kalangan berkebutuhan khusus baik dalam versi cetak maupun digital untuk juz 30.
DARA | Kepala Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Quran (LPMQ) Balitbang-Diklat Kemenag, Abdul Aziz, mengatakan, Mushaf Isyarat bisa digunakan Teman Tuli yang akan belajar membaca Al-Qur’an.
“Untuk tahap awal, kami sudah hadirkan dalam versi cetak dan digital untuk juz 30,” ujar Abdul Aziz, di Jakarta, Minggu (15/1/2023).
“Untuk versi cetak masih terbatas. Sedang untuk versi digital, masyarakat dapat melihatnya pada aplikasi Quran Kemenag yang dapat diunduh di Play Store. Nantinya, versi digital ini juga akan dihadirkan pada aplikasi Pusaka,” imbuhnya seperti dikutip dari laman resmi Kemenag, Sabtu (21/1/2023).
Dikatakan Aziz, Al-Qur’an Isyarat ini menjadi Mushaf Al-Quran Standar Indonesia ke-4.
“Sebelumnya, Kemenag sudah menerbitkan tiga mushaf standar, yaitu: Mushaf Standar Rasm Utsmani, Mushaf Al-Quran Standar Bahriyah, dan Mushaf Al-Quran Braille,” jelas Aziz.
Mushaf Al-Quran Braille dan Mushaf Al-Quran Isyarat ikut dipamerkan pada Pameran Kinerja Kemenag dan Bazaar Murah UMKM di halaman kantor pusat Kemenag, Jakarta. Pameran yang berlangsung dua hari, 13 – 14 Januari 2023, digelar dalam rangka memeriahkan Hari Amal Bhakti (HAB) ke-77 Kementerian Agama.
Dua produk ini menarik perhatian Menag Yaqut Cholil Qoumas dan Penasihat DWP Eny Retno Yaqut saat meninjau stan pameran.
Sembari menggerakkan jari-jarinya, Menag bahkan ikut mencoba mempraktikkan cara membaca Al-Qur’an isyarat dipandu pegawai Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an (LPMQ).
Masih dikutip dari laman Kemenag, Eny Retno Yaqut melihat-lihat Mushaf Al-Qur’an Braille. Mushaf ini diperuntukkan bagi tunanetra dan telah ditetapkan Kemenag sebagai salah satu Mushaf Al-Qur’an Standar Indonesia.
“Mushaf Al-Qur’an Braille ini produk yang luar biasa. Ini harus segera dibagi-bagikan ke sekolah-sekolah inklusi, Sekolah Luar Biasa (SLB), dan Yayasan-yayasan untuk tunanetra,” ujar Eny.
Editor: denkur