Integrasi hasil penambangan berbagai sumber daya mineral yang dimiliki, diyakini mampu menjadikan Indonesia sebagai produsen mobil listrik dunia.
DARA | Kekayaan mineral yang dimaksud antara lain nikel, timah, tembaga, dan bauksit.
“Kita memiliki semua komponen yang dibutuhkan mobil listrik ada semuanya di Indonesia,” kata Presiden Joko Widodo (Jokowi) ketika membuka Muktamar XVIII Pemuda Muhammadiyah di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur (Kaltim) pada Rabu (22/2/2023).
Pemerintah Indonesia, lanjut Presiden, telah mendeteksi keberadaan sumber daya mineral tersebut yang melimpah di sejumlah wilayah. Seperti sumber daya mineral nikel yang berada di Sulawesi, timah yang banyak di Sumbawa dan Papua.
Kemudian, timah yang bisa didapatkan di daerah Bangka Belitung. Dan Bauksit ada di Kalimantan Barat dan Kepulauan Riau.
“Semuanya bisa diintegrasikan menjadi komponen kendaraan listrik terutama baterainya, sehingga membuat ekosistem yang lebih besar lagi, itu semua negara akan membutuhkan,” tutur Presiden Jokowi.
Dalam mendukung hal tersebut, Presiden Jokowi secara bertahap akan melakukan pelarangan ekspor mentah sumber daya mineral itu. Pemerintah dalam beberapa waktu lalu, telah melarang untuk ekspor mentah sumber daya mineral Nikel.
Sumber daya alam berikutnya yang segera dilarang melakukan ekspor mentah bijih bauksit. Rencananya pada hal itu akan diberlakukan pada pertengahan tahun atau sekitar Juni 2023 mendatang.
“Setelah nikel kita setop 2020, bauksit kita setop nanti pertengahan tahun ini, setop,” kata Presiden, seperti dikutip dari Infopublik, Kamis (23/2/2023).
Presiden menjelaskan, dengan menghentikan ekspor mentah bahan baku mineral di atas, pihaknya tengah melakukan kebijakan hilirisasi industri.
Bahan mentah tersebut, akan diolah menjadi barang jadi maupun setengah jadi. Supaya, mampu memberikan nilai nambah yang signifikan terhadap pendapatan negara kelak.
Potensi nilai tambah yang mampu Indonesia dapat dari nikel yang diolah menjadi EV Battery dapat memberikan nilai tambah hingga mencapai 67 kali dibandingkan di ekspor mentah.
Bauksit dapat diolah menjadi panel surya. Jadi, memberikan nilai tambah pada pendapatan negara mencapai 194 kali dibandingkan bahan tersebut diekspor secara mentah.
Tembaga dapat diolah menjadi elektro motor yang mampu memberikan nilai tambah pada pendapatan negara mencapai 77 kali dibandingkan bahan tersebut diekspor secara mentah atau tanpa diolah.
Timah dapat diolah menjadi PBC yang yang mampu memberikan nilai tambah pada pendapatan negara mencapai 69 kali dibandingkan bahan tersebut diekspor secara mentah atau tanpa diolah.
“Sekarang ini, contoh peluang industri kalau kita melakukan hilirisasi. Mau kita terus-teruskan kita ekspor bahan mentah? Ndak, setop,” kata Presiden.
Editor: denkur | Sumber: Infopublik