MASA paceklik bagi nelayan di Kabupaten Karawang, Jawa Barat sudah berlalu. Cuaca di laut kembali bersahabat dan aktivitas nelayan kembali normal.
Bulan Januari dan Februari tahun ini, banyak nelayan memilih tidak melaut karena uaca yang tidak menentu dan hasil tangkapan tidak maksimal. Padahal, tahun-tahun sebelumnya, di triwulan pertama, biasanya nelayan sedang dilanda paceklik karena, kondisi cuaca tidak bersahabat.
Tapi tahun ini hingga Maret 2019 aktivitas nelayan kembali normal. “Masyarakat pesisir kini kembali aktif melaut dan hasil tangkapannya lumayan banyak,” tutur Sahari, Sekretaris Pokmaswas Minajaladri, Kampung Pasir Putih, Desa Sukajaya, Kecamatan Cilamaya Kulon, Karawang, Rabu (13/3/2019).
Biasanya, lanjut Sahari, sejak Desember hingg Maret, hujan dan angin melanda perairan. Termasuk di Kabupaten Karawang. Tetapi, pada tahun ini tak terjadi.
Gelombang tinggi, angin kencang, atau cuaca buruknya tidak seperti tahun-tahun sebelumnya. Dengan kondisi ini, menurut dia, nelayan sangat diuntungkan krena hampir setiap hari masih bisa melaut.
Nelayan Pasir Putih, yang mayoritas mencari rajungan, hingga saat ini tetap melaut. Bahkan, untuk satu trip perjalanan bisa menghasilkan tujuh kuintal rajungan.
Adapun harganya, untuk rajungan mentah Rp50 ribu per kilogram. Sedangkan, rajungan yang sudah dikukus atau dalam kondisi matang, mencapai Rp 70 ribu per kilogram.
“Jika tidak ada halangan cuaca, para nelayan tetap akan melaut,” ujarnya.
Sementara itu, nelayan lainnya, Hermansyah (27), mengaku jika tak ada kendala cuaca, maka setiap hari dia akan melaut. Bila tak melaut maka dapur keluarganya tidak akan ngebul.
“Karena melaut ini, usaha pencaharian kami. Jika tak melaut, kami tak punya uang buat sekadar beli beras,” katanya.***
Penulis: Teguh Purwahandaka
Editor: Ayi Kusmawan