GUNUNG Gede Pangrango merupakan satu di antara gunung api di Jawa Barat yang masih aktif. Terakhir, gunung yang berada di tiga lingkup kabupaten, yaitu Cianjur, Sukabumi, dan Bogor, Jawa Barat itu mengalami erupsi pada 1957 dengan siklus 50 tahunan.
Meski merupakan gunung api aktif, Gunung Gede yang memiliki ketinggian 2.958 mdpl itu menjadi surga bagi para pehobi mendaki gunung. Berada dalam ruang lingkup Taman Nasional Gede Pangrango (TNGGP), yang merupakan salah satu dari lima taman nasional, setiap tahun ribuan pendaki baik lokal maupun luar negeri datang untuk menikmati keindahan alam yang ada di gunung itu.
Namun, keindahan dan kemolekan alam Gunung Gede Pangrango bagi masyarakat yang ada di sekitar kaki gunung itu tetap menyisakan kekhawatiran. Meski siklus 50 tahunan sudah terlewati, kekhawatiran terjadinya erupsi masih tetap ada dalam benak masyarakat yang sebagian besar merupakan petani sayuran itu.
Seperti yang diungkapkan, Siti Rokayah (35), warga Kampung Gunungputri RT 1/7, Desa Sukatani, Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur. Ibu dua anak itu masih menyimpan kekhawatiran terjadinya erupsi Gunung Gede.
“Ya pasti ada (kekhawatiran), meskipun banyak yang bilang siklusnya sudah terlewati,” kata Siti, kepada wartawan, Kamis (14/3/2019).
Siti yang lahir dan besar di kawasan kaki Gunung Gede Pangrango, saat ini melanjutkan usaha peninggalan orang tuanya, mengelola beberapa bidang lahan untuk bercocok tanam sayuran.
“Hingga kini belum ada, baik dari pemerintah ataupun instansi terkait yang melakukan sosialisasi langsung ke masyarakat dengan potensi tersebut. Meskipun berbagai plang peringatan dan imbauan banyak terpampang di sejumlah lokasi itu,” ucapnya.***
Penulis: Purwaanda
Editor: Ayi Kusmawan