Waspada DBD, Nyamuk Dengue Ganas di Suhu Panas

Selasa, 13 Juni 2023

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi nyamuk DBD (Foto: klikdokter)

Ilustrasi nyamuk DBD (Foto: klikdokter)

Waspadalah! Nyamuk dengue akan semakin ganas jika berada di suhu cuaca yang tinggi atau suhu panas, sehingga wabah DBD harus terus diwaspadai.


DARA | Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI dr Imran Pambudi, MPHM mengatakan, dilihat jumlah kasusnya dari tahun 1968, pola terjadinya kasus-kasus yang tinggi ini pada saat adanya El Nino. Suhu udara meningkat dan ada penelitian bahwa nyamuk itu semakin ganas kalau dia berada di suhu yang panas.

”Jadi frekuensi dia menggigit itu akan meningkat 3 sampai 5 kali lipat pada saat suhunya meningkat di atas 30 derajat,” ujar dr. Imran pada konferensi pers ASEAN Dengue Day, di Jakarta, Senin (12/6/2023).

Tahun ini, ia mengimbau masyarakat perlu meningkatakan kewaspadaan terhadap DBD, pasalnya El Nino bisa terjadi kapan saja. Tidak hanya itu, musim hujan pun perlu diwaspadai mengingat akan ada banyak genangan air atau tempat berkembang biak nyamuk dengue.

Data Kemenkes pada 27 November 2022 menunjukkan kasus DBD periode 10 tahun terakhir mulai naik setiap bulan November, puncak kasus pada Februari, dan Maret-April mulai terjadi penurunan kasus. Siklus ini terjadi selama 10 tahun terkahir.

”Ini hubungannya dengan siklus musim hujan, jadi kalau musim hujan itu karena ada genangan air maka kasusnya meningkat dan ini terjadi setiap tahun seperti ini,” ujar dr Imran, seperti dikutip dari laman resmi kemenkes, Selasa (13/6/2023).

Pemerintah memiliki strategi penanggulangan DBD dengan penguatan manajemen vektor yang efektif, aman, dan berkesinambungan. Penguatan surveilans tinggi yang komprehensif serta manajemen KLB yang responsive.

Pemerintah juga mendorong peningkatan partisipasi masyarakat dan institusi untuk mencegah terjadinya DBD, terutama dalam pemberantasan sarang nyamuk.

Pemberantasan sarang nyamuk dilakukan dengan 3M plus yaitu pertama menguras dan menyikat, kedua menutup tempat penampungan air, ketiga memanfaatkan atau mendaur ulang barang bekas. Plusnya adalah bagaimana mencegah gigitan dan perkembangbiakan nyamuk dengue seperti menanam tumbuhan pengusir nyamuk.

Pemberantasan nyamuk tidak dianjurkan dengan fogging, sebab fogging hanya berdampak sesaat. Efeknya kadang-kadang malah merugikan kesehatan manusia.

Fogging sangat mencemari lingkungan dan akhirnya mencemari manusia. Fogging juga dapat membuat nyamuk malah menjadi resisten atau kebal.

”Saat sudah sudah meminimalkan penggunaan fogging, yang harus dilakukan adalah pemberantasan sarang nyamuk yang harus dilakukan secara massal, berkesinambungan dan kalau endemis, ini harus dilakukan sepanjang tahun,” tutur dr Imran.

Cara pencegahan lain yang dapat dilakukan adalah melalui vaksin dengue. Hal ini menjadi salah satu intervensi yang efektif dalam penanggulangan dengue di Indonesia. Saat ini ada dua jenis vaksin yang sudah mempunyai izin edar dari BPOM dan beredar di pasaran, antara lain vaksin Dengvaxia dan vaksin Qdenga.

Meskipun sudah ada izin edar dari BPOM, lanjut dr Imran, Kemenkes secara program bekerja sama dengan Direktorat Imunisasi dan Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) untuk memasukkan vaksin ini ke dalam vaksin program atau imunisasi dasar lengkap.

Dokter Spesialis Anak RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta, dr Mulya Rahma Karyanti, Sp.A(K) mengatakan infeksi dengue disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes aegypti betina. Dia membutuhkan darah untuk dihisap supaya bisa bertelur.

”Masa inkubasi 5 hingga 10 hari, rata-rata 7 hari sejak gigitan nyamuk sampai timbul gejala. Biasanya nyamuk tersebut mengigit di saat terang mulai jam 08.00 sampai jam 10.00 pagi dan menjelang sore jam 15.00 sampai 17.00. pada jam tersebutlah nyamuk paling aktif mengigit,” tutur dr Karyanti.

Gejala-gejala infeksi dengue yang sering terjadi adalah demam mendadak tinggi selama 2 sampai 7 hari, muka memerah, sakit kepala, mual kadang muntah, sakit perut, sakit tulang, kalau orang dewasa sering terjadi ngilu pada tulang sendi, nyeri otot.

Kemudian diare, bintik-bintik merah pada kulit, mimisan, gusi berdarah, muntah darah, BAB berdarah, kemudian tangan dan kaki dingin dan lembab, lemah, tidur terus.

Editor: denkur

Berita Terkait

Presiden Prabowo Dukung Solusi Dua Negara untuk Selesaikan Konflik Palestina
Simak Nih, Pernyataan Keras Erick Thohir Usai Dikalahkan Jepang
Usai Dikalahkan Jepang, Begini Peluang Indonesia Jika Ingin Lolos ke Piala Dunia 2026
Presiden Prabowo Subianto Dianugerahi Tanda Kehormatan Tertinggi “Grand Cross of the Order of the Sun of Peru”
Persaingan Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026 Semakin Ketat, Begini Peluang Timnas Indonesia
Buntut Rotmut Pejabat Eselon 2, Irjen Kemendagri Datangi Pemkab Bandung Barat. Ada Apa ya?
Menlu RI : Inovasi dan Digitalisasi Harus Jadi Penggerak Ekonomi Formal dan Global di Kawasan
Conference of the Parties ke-29 (COP29) Komitmen Baru Menuju Bumi Lebih Hijau 
Berita ini 1 kali dibaca

Berita Terkait

Sabtu, 16 November 2024 - 18:25 WIB

Presiden Prabowo Dukung Solusi Dua Negara untuk Selesaikan Konflik Palestina

Sabtu, 16 November 2024 - 13:47 WIB

Simak Nih, Pernyataan Keras Erick Thohir Usai Dikalahkan Jepang

Sabtu, 16 November 2024 - 10:00 WIB

Usai Dikalahkan Jepang, Begini Peluang Indonesia Jika Ingin Lolos ke Piala Dunia 2026

Sabtu, 16 November 2024 - 09:34 WIB

Presiden Prabowo Subianto Dianugerahi Tanda Kehormatan Tertinggi “Grand Cross of the Order of the Sun of Peru”

Jumat, 15 November 2024 - 17:18 WIB

Persaingan Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026 Semakin Ketat, Begini Peluang Timnas Indonesia

Berita Terbaru