Porang memiliki potensi sangat besar untuk dijadikan andalan bagi petani, terlebih saat ini pemerintah menjadikan tanaman tersebut sebagai program super prioritas. Karena itu, tidak sedikit petani yang saat ini giat membudidayakan porang, tak terkecuali di Kabupaten Garut.
DARA | Pengembangan budidaya porang secara masif saat ini di antaranya dilakukan oleh para petani di wilayah Kecamatan Singajaya. Bahkan, di daerah tersebut sudah ada puluhan hektar lahan yang digunakan untuk menanam porang.
Pembina Petani Singajaya, Iwan Budiman, menyebutkan pentingnya pengembangan sektor pertanian untuk meningkatkan kesejahteraan para petani. Ia menilai selama ini para petani kurang mendapatkan perhatian dari pemerintah padahal peranan petani sangat besar dalam menjaga ketahanan pangan di negara ini.
Di sisi lain, menurut Iwan, potensi pertanian yang ada di daerahnya sangat melimpah mulai dari keberadaan lahan hingga SDM atau petani.
Selain itu, di daerahnya juga banyak terdapat berbagai jenis tanaman yang bisa menjadi unggulan bahkan bahan ekspor mulai dari rempah-rempah, ubi-ubian serta yang lainnya.
“Harusnya pemerintah mendukung secara serius pengembangan pertanian di daerah karena bisa mencegah urbanisasi. Ketika pertanian di desa bisa berkembang dengan baik, warga desa tak akan pergi ke kota untuk mencari pekerjaan,” ujarnya.
Iwan menilai, selama ini petani dipandang sebelah mata oleh pemerintah. Padahal, ketangguhan sektor pertanian sudah terbukti dimana sektor inilah yang mampu bertahan akibat terpaan pandemi Covid-19 yang telah sangat berdampak bagi perekonomian secara global.
Meski demikian, lanjut Iwan, pihaknya tak pernah patah semangat dengan terus mengajak para petani yang ada di daerahnya untuk lebih mengembangkan sektor pertanian. Salah satunya dengan mengembangkan budi daya tanaman porang yang ternyata banyak diminati.
Iwan menyebutkan, bahwa saat ini tanaman porang memang sedang menjadi primadona karena fungsinya yang beragam. Menurutnya, kandungan terbesar berupa glukomanan dapat digunakan sebagai pangan fungsional untuk diet, anti diabetes dan kolesterol, farmasi, media tanam, kosmetik, dan masih banyak manfaat lainnya.
“Makanya tak heran kalau saat ini porang begitu banyak diminati, termasuk oleh sejumlah negara lain. Porang ini juga tidak sulit dalam pemasarannya sehingga bisa menjadi andalan bagi para petani,” ujarnya.
Ungkapan senada dilontarkan tokoh pemuda Singajaya, Saepuloh A Ridho. Menurutnya, pengembangan Budi daya porang di daerahnya ternyata telah mampu meningkatkan perkonomian para petani.
Karena itu, kata Saepuloh, pihaknya akan terus mengembangkan budi daya tanaman porang dengan memanfaatkan lahan tidur yang banyak terdapat di daerahnya.
Ia menuturkan, untuk saat ini di wilayah Singajaya baru ada sekitar 50 hektare lahan yang digunakan untuk budi daya porang dan rencananya akan terus ditambah.
Saefuloh berharap, pemerintah tidak lagi mempersulit para petani dengan kebijakan-kebijakannya. Pasalnya selama ini ia mengaku banyak menerima keluhan dari para petani salah satunya kaitan dengan sulitnya untuk mendapatkan pupuk.
“Pemerintah telah mengeluarkan kebijakan agar para petani membuat kartu tani supaya bisa mendapatkan pupuk subsidi. Namun pada kenyataannya selama ini para petani malah semakin sulit mendapatkan pupuk, termasuk pupuk subsidi,” katanya.
Sehingga, menurut Saepuloh, tak heran jika selama ini sektor pertanian sangat kurang diminati masyarakat, terlebih kalangan muda. Hal ini dikarenakan petani hanya kebagian “daki” dari hasil kerja keras yang dilakukannya.
Sementara itu, upaya pengembangan budi daya porang di Singajaya, mendapat perhatian pihak Kementerian Pertanian (Kementan) RI. Bahkan secara khusus, sejumlah pejabat Kementan datang ke acara Panen Perdana Porang yang dilaksanakan di Desa Sukamulya, Kecamatan Singajaya, Kabupaten Garut pada Sabtu (24/6/2023).
Direktur Pembiayaan Pertanian Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan RI, Indah Megawati, berjanji untuk membantu pengembangan budi daya porang di Singajaya. Bahkan tak hanya budi daya, namun pihaknya juga akan membantu pasca panen agar petani tidak mendapatkan kesulitan dalam memasarkan porang.
Indah mengatakan, jika pihaknya bahkan sudah merencanakan untuk membangun pabrik pengolahan porang di Garut. Namun ia menginginkan mesin yang akan digunakan bukan impor tapi merupakan produk dalam negeri yang memang saat ini sudah siap.
“Kita akan bangun pabrik pengolahan beras porang di sini untuk lebih meningkatkan perekonomian petani porang. Namun saya minta produksi porangnya harus besar dan tadi saya mendengar langsung bahwa produksi porang di sini bisa mencapai 10 ribu ton, ini jumlah yang cukup banyak,” ucapnya.
Menurut Indah, pihaknya memiliki anggaran untuk program KUR Pertanian yang sangat besar yakni mencapai Rp10 triliun. Cara untuk mendapatkannya pun tidak sulit dan tidak harus ada agunan. Jika ada pihak bank penyalur KUR Pertanian yang meminta agunan, ia pun meminta masyarakat agar langsung melaporkan pada pihaknya.
“Ini sebagai komitmen kami untuk membantu para petani agar bisa meningkatkan perekonomiannya,” ujarnya.
Selain Kementan, upaya pengembangan budi daya porang di Singajaya ini juga mendapat perhatian dari pihak lainnya, seperti dari anggota DPR RI Muhammad Haerudin, jajaran pejabat BJB, Dinas Pertanian Provinsi Jabar dan Kabupaten Garut yang hadir langsung dalam kegiatan panen raya tersebut.
Editor: denkur