DARA | BANDUNG – Hari ini, 19 Maret, 24 tahun silam, penyanyi cantik nan muda berpulang meninggalkan ribuan penggemarnya. Nike Ardila tewas dalam sebuah kecelakaan di Jalan Riau Bandung, Minggu subuh 19 Maret 1995.
Nike Ardila saat itu sedang melejit namanya melalui album-albumnya yang digemari semua kalangan, terutama kaula muda. Ia lahir di Bandung 27 Desember 1975 bernama lengkap Raden Rara Nike Ratnadilla Kusnadi.
Nike tak hanya sebagai penyanyi, tapi juga dikenal sebagai pemeran dan model. Namun, tak disangka diusia yang baru 19 tahun itu, Nike harus tutup usia setelah mobil yang dikendarainya, Honda Civic menghantam beton di Jalan Riau Bandung.
Sejak kecil, Nike sudah menunjukkan bakatnya pada duniatarik suara. Ketika berusia lima tahun, Nike sudah berani tampil menyanyi saat ada acara keluarga di rumahnya. Nike kecil memang aktif dengan kegiatan-kegiatan seni. Dari mulai tarik suara, sampai dengan menari.
Akhirnya Nike meraih sejumlah prestasi diantaranya pernah menjadi Juara Harapan I dalam ajang Lagu Pilihanku TVRI dan Juara Festival Pop Singer HAPMI Kodya Bandung pada tahun 1985, saat masih berusia 10 tahun. Nike juga rutin mengikuti berbagai festival musik mulai dari tingkat kecamatan, sekolah, dan pernah mewakili provinsi Jawa Barat dalam ajang Festival Pop Singer tingkat nasional.
Setelah memenangkan sejumlah kontes menyanyi, pada tahun Nike didaftarkan oleh ibunya ke Himpunan Artis Penyanyi Musisi Indonesia (HAPMI) asuhan Djadjat Paramor. Nike kemudian bergabung dengan manajemen Denny Sabri, seorang wartawan musik senior kenamaan pada masa itu. Nike pun semakin fasih dalam menyanyi, ia sering diminta manggung ke sana ke mari.
Nike remaja disebut-sebut sebagai pesaing berat Nicky Astria penyanyi rok wanita kenamaan pada masa itu. Nike kerap didaulat untuk menjadi penampil pembuka dalam sejumlah konser penyanyi senior, termasuk Nikcy Astria, Ita Purnamasari, dan penyanyi papan atas lainnya.
Tahun 1986, Nike masuk dapur rekaman, merilis sebuah singel berjudul “Lupa Diri”, yang kemudian dimuat dalam album kompilasi bertajuk Bandung Rock Power (1987). Pada bulan Juli 1988, saat baru lulus dari sekolah dasar, Nike akhirnya merekam album perdananya di bawah naungan JK Records, namun album tersebut gagal dirilis karena usia Nike yang masih sangat belia pada saat itu, sedangkan sebagian besar lirik lagunya bertema percintaan.
Dengan masih menggunakan nama Nike Astrina, pada awal 1989, Nike juga memulai karier aktingnya dengan membintangi sebuah film layar lebar berjudul Gadis Foto Model. Dalam film tersebut, Nike juga turut menjadi pengisi jalur suara, yang kemudian dirilis melalui album OST Gadis Foto Model.
Pada bulan Oktober 1989 Nike bergabung dengan Proyek Q Records. Bersama label tersebut, Nike akhirnya berhasil merilis album bertajuk Seberkas Sinar, yang diproduseri oleh Deddy Dores. Dalam album ini, nama Nike yang sebelumnya Nike Astrina diganti menjadi Nike AR (singkatan dari Astrina dan Ratnadilla), tapi pengunaan nama inipun tidak terlalu lama, dan akhirnya diganti lagi menjadi Nike Ardilla.
Semenjak album perdana dirilis di penghujung 1989, nama Nike Ardilla masuk kejajaran artis papan atas dan diperhitungkan. Deni Sabri Management memang mempersiapkan Nike Ardilla untuk menjadi artis multi talenta, awal pembentukan Nike Ardilla menjadi artis memang disiapkan untuk menggantikan Cut Irna yang terkenal sebagai model, Meriam Bellina bintang film papan atas, dan diva rock ’80-an Nicky Astria.
Pada tanggal 19 Maret 1995, kurang lebih pukul 06.15 pagi Nike Ardilla tewas dalam sebuah kecelakaan tunggal. Mobil Honda Civic berwarna biru metalik plat D 27 AK menabrak pagar beton bak sampah di Jalan Raden Eddy Martadinata. Diperkirakan Nike tewas seketika, tetapi saksi yang berada disekitar lokasi kecelakan menuturkan Nike belum meninggal saat kejadian, baru dalam perjalanan ke rumah sakit Nike meninggal.
Nike mengalami luka parah di kepala dan memar-memar di dadanya. Nike yang saat itu bersama manajernya, Sofiatun, baru saja kembali dari diskotik Polo. Isu-isu negatif seputar kematiannya berkembang di antaranya menyebutkan bahwa Nike mengendarai mobil dengan keadaan mabuk, tetapi kemudian kabar itu dibantah keras oleh pihak keluarga dan saksi kunci kecelakaan itu. Sofiatun mengatakan Nike hanya meminum jus jeruk.
Ada kesimpangsiuran tentang waktu kematian Nike Ardilla, menurut saksi kejadian itu terjadi pukul 3 pagi, tetapi saksi lain mengatakan bahwa kecelakaan itu terjadi pukul 5.45 pagi, laporan resmi mengatakan bahwa waktu kejadian adalah pukul 06.15 pagi. Nike Ardilla dimakamkan pada sore itu juga, diantar oleh ribuan penggemarnya beserta para artis ibukota. Kematiannya menghebohkan dunia hiburan Indonesia, ditangisi para fans yang sampai beberapa hari setelah kematiannya masih setia berada di kediaman Nike Ardilla.
Menurut Atun yang bersama Nike berada di mobil itu, dalam perjalanan pulang Nike mengendarai mobil itu dengan tidak menggunakan sabuk pengaman. Mobil Nike berusaha menyalip mobil berwarna merah di depannya yang berjalan sangat pelan. Namun ketika menyalip, dari arah berlawanan muncul mobil Taft melaju kencang, Nike langsung menghindari mobil Taft tersebut dan membanting setir terlalu ke kiri sehingga menabrak sebuah pohon dan langsung terpental menabrak pagar beton bak sampah di kantor Usaha Pribadi di jalan RE. Martadinata, dan Nike menghembuskan napasnya yang terakhir.
Ia meninggal dunia di saat popularitasnya sedang memuncak. Meski sudah wafat Namun Nike Ardilla Masih produktif mengeluarkan album, meskipun albumnya masih sama, hanya berganti cover saja. Sukses luar biasa yang ditorehkan lewat album Bintang Kehidupan, Membuat Deddy Dores menerapkan formula yang sama untuk album selanjutnya Nyalakan Api. Bisa dibilang Lagu jagoan di album ini Nyalakan Api secara tema dan progres lagunya mirip lagu Bintang Kehidupan.***
Editor: denkur
Bahan: Wikipedia