Rhoma Irama sempat mendapat hujatan saat mensyiarkan dakwah lewat musik. Bahkan, “Raja Dangdut” ini sempat menuai banyak kritik tatkala mengucapkan salam ketika memulai konsernya.
DARA | Rhoma menyampaikan pengalamannya itu dalam Kongres Budaya Umat Islam Indonesia yang digelar dalam rangka Milad ke-48 MUI di Sasana Kriya, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur, Rabu (26/7/2023).
“Dulu di tahun 70an budaya para seniman erat kaitannya dengan praktik meninggalkan shalat. Ibadah menjadi tabu dan aib bagi seorang seniman kala itu,” kata Rhoma Irama, seperti dikutip dara.co.id dari MUIDigital melansir TVMUI, Senin (31/7/2023).
Budaya yang melekat pada seniman tersebut, membuat dia resah. Dia mengaku setiap shalat memohon petunjuk Allah SWT apabila dengan seni mampu memperlebar jalan kepada Allah maka dia meminta bakat tersebut dicabut darinya. Sedangkan apabila seni mampu memberi kebaikan, maka bawalah kepada keridhaan-Nya.
Doa tersebut akhirnya menghantarkan Rhoma untuk membentuk Soneta Group sebagai the Voice Moslem pada 13 Oktober 1973.
Band bentukannya ini berkomitmen untuk menjauhi budaya buruk yang dianggap melekat bagi seorang seniman seperti meninggalkan shalat dan minum khamr.
“Dakwah pertama yang saya adalah saat di salah satu pentas musik yang ada di Ancol. Ketika itu saya mengucapkan salam ‘assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh’. Sontak mendapat respons kurang menyenangkan dari penonton yang hadir,” kata Bang Haji.
Ucapan salam yang tidak biasa tersebut direspons oleh penonton dengan kalimat “Hei! ini bukan masjid, bukan majelis taklim!.” Teriakan-teriakan tersebut diiringi pula dengan lemparan sandal dan lumpur.
Selain itu, nama Rhoma Irama juga menjadi banyak diperbincangkan sebab keputusannya untuk berdakwah lewat musik. Bahkan, banyak yang menyebut bahwa dia telah mengkomersilkan agama.
Hal ini setelah Bang Haji merilis lagunya yang berjudul La Ilaha Illallah. Dalam lagu ini terdapat momen saat dia membaca surah al-Ikhlas, namun tanpa alunan musik.
“Lagu ini sempat menjadi kontroversi, akhirnya saya diundang ke MUI saat itu. Akhirnya di depan para wartawan dan ulama saya bawakan lagu La Ilaha Illallah.
Setelah mereka tahu kalau surah al-Ikhlas tidak ada iringan musik, MUI justru menyampaikan untuk membuat karya yang lebih banyak,” ujarnya.***(Isyatami Aulia, ed: Nashih)
Editor: denkur