DARA| JAKARTA – Tingkat kelulusan peserta Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) 2018 hanya 10 persen. Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Syafruddin, menyebut hal itu jadi tak memenuhi kebutuhan negara.
“Di satu sisi ini ada desakan, negara membutuhkan untuk memenuhi jumlah daripada kebutuhan negara, 238 ribu. Jumlah yang terbesar dibutuhkan guru, pengajar, dosen dan sebagainya,” ujar Syafruddin di Jalan Wijaya, Jakarta Selatan, Selasa 13 November 2018.
Syafruddin menegaskan, pemerintah juga harus memenuhi kebutuhan tersebut. Sementara itu, jika ambang batas atau passing grade SKD sebesar 298 dipertahankan, maka kemungkinan besar kebutuhan itu tak terpenuhi.
Kemenpan RB menyerahkan kepada Panitia Seleksi Nasional untuk mencari ramuan untuk memecahkan masalah ini. Meskipun tak ingin mendahului Panselnas, mantan wakapolri itu mengakui ada arah untuk menurunkan passing grade.
“Ini belum keputusan pasti. Tapi arahnya ke situ. Nanti pansel yang merumuskan,” ujar Syafruddin seperti dilansir viva.com.
Syafrudin enggan menebak-nebak bagaimana besaran passing grade itu nantinya. Dia menyebut Panselnas akan selesai merumuskan itu paling cepat pada pekan depan.
“Di sisi lain juga, Panselnas harus bisa mempertahankan kompetitifnya seleksi ini. Sehingga bisa menghasilkan PNS yang kredibel, yang kita harapkan akan memasuki pos-pos di kementerian, lembaga maupun pemerintah daerah,” kata Syafruddin.
Sebelumnya, berdasarkan data yang diterima Kemenpan RB dari Panitia Seleksi Nasional, tingkat kelulusan seleksi dasar para peserta hanya 10 persen. Peserta disebut kesulitan menjawab soal SKD CPNS yang dibuat oleh Panselnas.***
Editor: Denkur