“Untuk membangun image ini, dibutuhkan kesabaran dan ketekunan orang tua. Tidak bisa secara instan kita menyodorkan buku dan ingin mereka segera tertarik,” ungkap Tioni.
DARA| Dalam momen Hari Literasi Nasional dan rangkaian acara Literacy Festival 2023, Sampoerna Academy menyelenggarakan Community Session berkolaborasi dengan Buumi Playscape.
Dalam rilisnya yang diterima redaksi dara.co.id Selasa (12/9/2023), acara ini ditujukan untuk meningkatkan kesadaran orang tua akan peran pentingnya dalam pengenalan literasi untuk pengembangan karakter
anak.
Adelina Holmes selaku Principal of Sampoerna Academy Pakuwon Indah Campus mengungkapkan bahwa Literacy Festival merupakan kegiatan tahunan yang rutin diadakan Sampoerna Academy.
“Setiap tahun Sampoerna Academy rutin mengadakan Literacy Festival secara internal dan eksternal. Salah satu program yang kami hadirkan pada tahun ini adalah peluncuran delapan seri buku cerita bergambar ‘Behaviour Buddies’ karya siswa/i Sampoerna Academy. Buku ini ditujukan untuk menumbuhkan Pendidikan karakter melalui delapan karakter yang termasuk dalam IEYC Curriculum, yaitu Empathy, Communicator, Adaptation, Collaborator, Resilient, Thinker, Respect, dan Ethics,” jelas Adelina.
Membentuk karakter anak melalui literasi dapat dimulai sejak dini karena di masa golden age, anak lebih mudah menyerap informasi dan belajar dari hal yang dia lihat. Oleh karena itu sangat baik untuk memanfaatkan masa ini untuk mendukung perkembangan berpikir dan literasi anak sehingga anak dapat menyerap sebanyak-banyaknya informasi serta memudahkannya dalam belajar lebih lanjut di usia selanjutnya.
Langkah sederhananya adalah mengenalkan anak dengan buku cerita sejak dini. Dalam hal ini, orang tua memiliki peran yang sangat penting untuk meningkatkan literasi anak karena keluarga merupakan sekolah pertama dan utama bagi anak.
Psikolog Anak Mutiara Tioni Asprilia menjelaskan agar anak tertarik dengan buku, orang tua harus bisa membangun image bahwa membaca buku itu menyenangkan.
“Untuk membangun image ini, dibutuhkan kesabaran dan ketekunan orang tua. Tidak bisa secara instan kita menyodorkan buku dan ingin mereka segera tertarik. Dimulai dari anak bayi, orang tua bisa membiasakan anak dengan keberadaan buku melalui membacakan cerita kepada anak. Selain membiasakan, membacakan cerita anak juga bisa membantu mereka menyerap banyak kosa kata baru,” ungkap Tioni.
“Ketika anak mulai dapat memahami simbol dan gambar, orang tua bisa ajak anak lebih terlibat dengan membacakan buku sambil menunjukkan gambar. Saat anak sudah mulai dapat diajak berdiskusi, ajak anak membicarakan alur cerita dan karakter dari buku yang telah dibaca. Ketika anak sudah mulai belajar membaca, orang tua dapat bersama-sama membaca suatu cerita.”
“Orang tua juga bisa menyediakan buku yang lebih menarik pengetahuan anak yang sedang tinggi rasa penasarannya dengan memberikan buku yang bergambar. Dengan demikian anak secara perlahan dapat mengembangkan ketertarikan dan keterbiasaan membaca buku,” tambah Tioni.
Melalui metode pembelajaran STEAM, Sampoerna Academy mengapresiasi kreativitas dan karya tulis siswa yang dirancang berdasarkan pengalaman dan imajinasi untuk memberikan pedoman moral untuk penemuan diri.
Delapan seri buku cerita bergambar Behaviour Buddies ini ditulis oleh Jemima Kaia Fathoni (Grade 3, SA BSD), Kirant Zanetta Rifani (Grade 9, SA L’Avenue), Alvez Jevera Kosasih (Grade 3, SA Sentul), Ravenza Maulana Sutoro (Grade 8, SA Sentul), Alejandro Priatna (Grade 6, SA, L’Avenue), Jennifer Thomas (Grade 9, SA Surabaya), Alysia Kanaya Tumbelaka (Grade 4, SA Surabaya), dan Seola Puty Naura Adriansyah (Grade 9, SA BSD).
Editor: Maji