Jembatan Cipada, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat terancam putus lantaran tebing yang berada di sekitarnya serta pondasi jembatan terkikis aliran air.
DARA | Jembatan itu sebagai penghubung tiga desa yakni Desa Nyalindung Kecamatan Cipatat, Desa Mekar Jaya Kecamatan Cikalongwetan dan Desa Campaka Mekar Kecamatan Padalarang.
Sebelumnya, dua kali pada tahun 2017 dan tahun 2022 tebing itu mengalami longsor dan menimpa badan jembatan.
“Kalau datang musim hujan, saya rasa pondasi dan tebing jembatan itu akan longsor lagi. Bisa-bisa jem batannya putus juga,” kata Asep (64), salah seorang warga setempat.
Jika tebing dan pondasi jembatan itu tidak segera diperbaiki, dikhawatirkan mengancam pengguna jalan. Begitu juga rumah di dekatnya, bisa kena longsoran tebing.
Warga yang biasa menggunakan jembatan tersebut bakal direpotkan karena harus pilih jalan lain. Kondisi jalan tersebut, selain lumayan jauh karena posisinya memutar, kondisinya rusak.
Begitu juga akses ketiga desa dari tiga kecamatan aktivitasnya bakal terganggu, sehingga diharapkan Pemerintah KBB segera memperbaikinya.
“Minta bantuannya dari pemerintah, karena katanya usulan sudah ke kabupaten namun gak tau gimana, gak taju di undur-undur tau gimana dan kenapa belum dikerjakan terus, ada apa?,” ujarnya.
Warga lainnya, Neng Dewanti (36), pemilik rumah yang berdekatan dengan jembatan tersebut mengaku khawatir jika hujan besar. Ia takut longsor dan menggerus rumahnya.
“Longsor bisa saja datang tiba-tiba karena kalau hujan turun air itu jadi pasang sampai 4 meteran,” katanya.
Neng mengaku, akibat kondisi pondasi jembatan dan tebing yang longsor saat ini dirinya sudah tidak berani membuka warung dagangannya.
“Sekarang mau buka warung juga takut longsor, apalagi tiap hari mobil yang lewat itu besar-besar,” keluhnya.
Neng berharap pemerintah harusnya secepat mungkin memperbaiki jembatan tersebut karena merupakan salah satu akses utama bagi warga.
“Khawatir warga disini, ini kan jalan utama satu-satunya, kasihan lah yang mau kerja, anak sekolah, yang beraktivitas sehari-hari lah, harusnya dipercepat,” tuturnya.
Terpisah, Kepala Desa Nyalindung, Oo Setiawan mengatakan jika pihaknya sudah mengajukan perbaikan tebing dan jembatan itu ke Pemkab Bandung Barat.
“Tahun 2022 awal waktu Pak Hengki menjabat responnya dari BPBD esok lusa, esok lusa. Padahal itu sangat vital sekali kalau terjadi ambruk, dampaknya pun perekonomian warga masyarakat dari 3 kecamatan akan ikut terputus,” jelasnya.
Kemudian pada tahun inipun, kembali diajukan, namun hasilnya masih nihil. Padahal warga selalu mengeluhkan kondisi itu, bahkan menyalahkan pihak desa.
“Pak Pj saya harapkan respon terhadap ajuan masyarakat, karena ini bukan hanya sekedar bicara tapi fakta di lapangan yang harus dibantu dan segera ditindaklanjuti oleh kabupaten karena jalan kabupaten,” ujarnya.
Editor: denkur
