DARA | CIANJUR – Sejumlah komoditas perkebunan, seperti kopi, teh dan kelapa di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat kini tergolong komoditas unggulan nasional.
Kepala Dinas Pertananian Tanaman Pangan dan Hortikultura, Kabupaten Cianjur, Mamad Nano, mengatakan, komoditas perkebunan yang dimiliki daerah ini juga sudah masuk skala pemerintah strategis.”Produksi kopi, teh, cengkeh, dan kelapa Cianjur sudah sangat diakui secara nasional,” kata Nano, kepada wartawan, Senin (25/3/2019).
Nano menyebutkan, komoditas teh yang ada cukup bervariasi. Meskipun saat ini masih diupayakan oleh para petani di Cianjur merupakan komoditas lama, ada juga jenis yang bagus, yakni jenis gambung.
“Dan teh oolong produksi Cianjur juga paling bagus se-Indonesia,” ujarnya.
Bahkan, lanjut Nano, Kabupaten Cianjur sudah mengekspor teh hitam hasil produksi Gunung Manik dan Gunung Rosa. Menurut dia, ekspor sudah dilakukan ke Turki, Taiwan, Uzbekistan, Malaysia, dan beberapa negara lain.
“Jadi bisa sampai 30 ton kita ekspor setiap bulannya karena memang sudah ada permintaan dan ini bukan yang pertama kali,” ucapnya.
Dengan luas lahan perkebunan mencapai 23 ribu hektar, terdiri atas 14 ribu hektar perkebunan rakyat dan 9.000 hektar yang dikelola perusahaan negara dan swasta, jelas Nano, Cianjur sudah menjadi sentra teh nasional.
“Rata-rata produksi 0,8 sampai 1,3 ton per hektar. Kualitas teh hitam Cianjur yang bagus membuatnya diminati di luar negeri, terutama di empat negara yang sudah masuk dalam pasar ekspornya, seperti Taiwan, Malaysia, Uzbekistan, dan Turkmenistan,” katanya.
Lahan milik petani juga dilibatkan dalam produksi ekspor. Teh hasil petani dikumpulkan oleh distributor untuk selanjutnya masuk ke produsen dan dikirim juga ke luar negeri.
Tak hanya komoditas perkebunan, Pemkab Cianjur juga menargetkan produksi beras yang juga menjadi komoditas unggulan yang juga bisa dipasarkan ke luar negeri. “Kita optimis Cianjur bisa terus menyumbang stok beras nasional, bahkan hingga membuat beras jadi komoditas ekspor,” ujarnya.
Dengan luas lahan yang eksisten sekitar 66 ribu hektar dan luas tanam 90 ribu hektar, Cianjur bisa menghasilkan 977 ribu ton gabah kering giling. Belum lagi ada penambahan lahan setiap tahun.
“Secara otomatis produksi beras Cianjur yang ditargetkan bisa meningkat terus, ada potensi ke depan bisa mengekspor beras juga, terutama beras unggulan,” katanya.***
Wartawan: Purwanda
Editor: Ayi Kusmawan