Disfungsi ereksi (DE) atau impotensi adalah masalah umum yang mempengaruhi banyak pria di seluruh dunia.
DARA | DE sering disalahkan pada masalah fisik seperti sirkulasi yang buruk atau ketidakseimbangan kimiawi, namun efeknya pada kesehatan mental sering dilupakan.
Tulisan ini mencoba menjelaskan dengan istilah yang mudah dipahami bagaimana disfungsi ereksi dan kesehatan mental saling terkait.
Dengan mengetahui hubungan ini, kita dapat lebih memahami bagaimana kesehatan seksual memengaruhi seluruh orang dan betapa pentingnya menangani kesehatan mental untuk menyingkirkan disfungsi ereksi.
Disfungsi ereksi adalah ketidakmampuan untuk mendapatkan atau mempertahankan ereksi cukup lama untuk memperoleh hubungan seksual yang memuaskan.
Banyak orang mengira itu hanya masalah fisik, namun faktanya kesehatan mental sangatlah besar dampaknya terhadap disfungsi ereksi.
Ketika kita terangsang secara seksual, otak kita mengirimkan bahan kimia yang memberitahu pembuluh darah di penis untuk dilatasi dan membiarkan lebih banyak darah mengalir.
Ini menyebabkan ereksi. Jadi, setiap masalah dengan kesehatan mental dapat mempersulit proses ini, yang dapat menyebabkan atau memperburuk impotensi atau disfungsi ereksi.
Stres, kekhawatiran, depresi, dan percaya diri rendah adalah semua masalah kesehatan mental yang dapat sangat memengaruhi kinerja seksual. Pikiran dan fisik tubuh sangat berhubungan, dan saat kita memiliki gangguan mental tersebut, manifestasi fisik dapat muncul keluar.
Kekhawatiran kronis, misalnya, menyebabkan pelepasan hormon yang mempersempit pembuluh darah dan menghentikan aliran darah yang dibutuhkan untuk ereksi. Kecemasan dan kesedihan dapat membuat sulit untuk memulai atau mempertahankan ereksi karena menurunkan libido dan hasrat seksual.
Citra diri yang negatif dan kepercayaan diri yang rendah juga dapat menyebabkan kecemasan kinerja, yang membuatnya lebih sulit untuk mendapatkan ereksi dan mempertahankannya.
Dalam hal disfungsi ereksi dan kesehatan mental, seringkali ada lingkaran yang memperburuk keadaan. Memiliki masalah dengan fungsi seksual dapat membuat Anda merasa frustasi, malu, dan bahkan lebih cemas.
Disisi lain, perasaan buruk ini dapat memperburuk masalah kesehatan mental yang mengarah pada DE. Kondisi ini terus memburuk karena terdapat rasa takut gagal yang terus bertumbuh. Hal ini menciptakan beban mental besar yang membuat masalah terus berkembang. Untuk memutus siklus ini, Anda perlu menangani bagian fisik dan mental dari masalah tersebut secara bersamaan.
Untuk menemukan jawaban yang baik, penting untuk memahami hubungan antara kesehatan mental dan disfungsi ereksi. Profesional di bidang perawatan kesehatan, seperti dokter atau terapis, dapat memberikan dukungan dan saran yang Anda butuhkan.
Terapi perilaku-kognitif (CBT) dapat membantu orang mengatasi stres, kekhawatiran, dan depresi, sehingga membuatnya lebih mudah untuk berhubungan seksual. Selain itu, membuat pilihan gaya hidup sehat seperti berolahraga secara teratur, makan dengan baik, dan cukup tidur dapat meningkatkan kesehatan Anda secara umum dan secara tidak langsung kesehatan seksual Anda.
DE bukanlah hanya masalah fisik; itu juga sangat terkait dengan kesehatan mental. Untuk memutus lingkaran DE dan meningkatkan kesehatan seksual, penting untuk memahami dan menangani faktor kognitif yang berkontribusi terhadapnya.
Pria dapat memperoleh kembali kepercayaan dirinya dan kembali memiliki hubungan seksual yang bahagia jika mereka menyadari pentingnya kesehatan mental dan mendapatkan bantuan yang mereka butuhkan.
Artikel ini sebelumnya sudah ditayangkan di situs resmi Kemenkes dengan judul yang sama dan ditulis oleh dr Dyandra Parikesit, BMedSc, SpU.
Editor: denkur