Beberapa hari belakangan, harga beras di sejumlah pasar tradisional Kabupaten Bandung Barat (KBB) kembali mengalami lonjakan harga, rata-rata Rp1.000/ kg.
DARA | Harga beras kualitas medium yang biasa dijual pedagang Rp11.000, naik jadi Rp12.500-13.500/ kg. Sedangkan beras premium, Rp14,500-Rp15.500/ kg.
Penjabat (Pj) Bupati Bandung Barat, Arsan Latif begitu mendapat informasi dari pedagang pasar bahwa beberapa hari harga beras mengalami lonjakan kenaikan, langsung memerintahkan Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperindag) KBB untuk melakukan intervensi.
Pemkab Bandung Barat bekerja sama dengan Bulog mensubsidi harga beras ke para pedagang di pasar untuk dijual ke pembeli Rp10.900/kg.
“Kita siapkan 100 ton/ minggu yang akan kita sebar di beberapa pasar (yang dikelola Pemda KBB). Hari ini, kita sediakan 20 ton untuk Pasar Tagog Padalarang,” ujar Arsan di Pasar Tagog Padalarang, Sabtu (3/2/2024).
Menurutnya, subsidi beras tersebut sebagai salah satu upaya pengendalian Indeks Pengembangan Harga (IPH).
Selain itu, Pemkab Bandung Barat berupaya untuk hadir di tengah-tengah masyarakatnya, disaat menghadapi kesulitan.
Sesuai dengan kewenangannya, Arsan menyatakan jika intervensi yang dilakukannya dengan melakukan subsidi.
“Ini kaitan inflasi, sudah beberapa kali surat yang disampaikan Kemendagri agar Kepala Daerah mengambil langkah strategis, ” ujarnya.
Kepala Disperindag KBB, Ricky Riyadi mengatakan untuk menghindari berbagai persoalan di lapangan pada saat pelaksanaan subsidi beras tersebut, mendapat pengawasan seluruh Pengawas Jualan (PJ).
Ricky menjelaskan, Pedagang beras diingatkan bahwa beras dari Bulog, diawasi oleh satgas pangan, memiliki harga dasar sebesar 10.900 rupiah per kilogram
“Satgas pangan siap turun tangan jika ada pedagang yang menjual di atas harga tersebut, dan bantuan media untuk melaporkan,” ujarnya.
Editor: denkur | Keterangan gambar: Arsan Latif saat meninjau Pasar Tagog Padalarang (Foto: Ist)