PT Migas Utama Jabar (Perseroda) atau MUJ menyiapkan sejumlah strategi prioritas dalam menjalankan bisnis minyak dan gas bumi (Migas).
DARA | Seiring rencana pengembangan lapangan dan eksplorasi untuk mengatasi terjadinya penurunan produksi yang terjadi secara alamiah atau natural decline di Wilayah Kerja (WK) Offshore North West Java (ONWJ), upaya perbaikan fasilitas jalur distribusi pipa minyak dan gas bumi tetah dilakukan.
Perseroan bersama PHE ONWJ sebagai operator tetap berkomitmen menjaga kesinambungan produksi migas Wilayah Kerja (WK) ONWJ.
Sekadar diketahui, MUJ melalui anak usaha PT Migas Hulu Jabar (MUJ) ONWJ merupakan pengelola Participating Interest (PI) 10 96 di WK ONWJ.
Pada tahun 2023 sampai 2026, WK tersebut menghadapi tantangan penurunan produksi secara alamiah dan keharusan untuk melakukan perbaikan fasilitas produksi dan distribusi minyak dan gas bumi karena umur teknis dan kelayakan.
Perbaikan fasilitas sudah direncanakan sejak tujuh tahun lalu, hanya saja perbaikan baru dilakukan secara masif pada 2023 2026.
“Lapangan ONWJ ini sudah berumur 30 tahun lebih atau mengalami aging facility. Sehingga perlu dilakukan manajemen pemeliharaan,” kata Direktur Utama PT MUJ Punjul Prabowo dalam keterangan resmi perusahaan, Jumat (19/7/2024).
Menurutnya natural decline merupakan hal wajar dalam dunia migas. Penurunan produksi migas bisa terjadi karena adanya perbaikan dan perawatan sumur dan fasilitas produksi, baik yang berkala maupun yang tidak direncanakan, sehingga pengeluaran yang dilakukan merupakan bagian dari upaya untuk menjaga keberlangsungan produksi dan menjaga keamanan operasi.
“Perbaikan ini bagian dari pembaruan alat-alat yang sudah tua. PHE ONWJ selaku operator meningkatkan belanja modalnya. Ini bagian dari peningkatan aset atau bisa kita katakan sebagai peningkatan capita! expenditure dan operational expenditure. Sebagai konsekuensi diperlukan dana untuk melakukan we/! development dan perbaikan pipa yang akan mengurangi pendapatan sampai dengan beberapa tahun ke depan,” kata Punjul.
Dibalik expenditure yang tinggi ini diyakini Punjul dapat memiliki manfaat panjang nantinya dan akan meningkatkan #fting. Dalam catatan sepanjang 2023 data lifting MUJ ONWJ yakni 1.903 BOD, Adapun gas yakni 4,3 MMSCFD.
“Penurunan bisa saja terjadi di tahun 2024 dan 2025 ini karena ada perbaikan, pembaruan dan perawatan alat alat, kami tetap optimis setelah 2026 akan kembali normal bahkan lebih tinggi karena pembaruan alat dan teknologi tersebut,” ujarnya.
Sementara itu Direktur Teknik dan Operasi Muhamad Sani mengatakan, perbaikan dan perawatan infrastruktur dengan peningkatan expenditure di Wilayah Kerja ONWJ merupakan strategi jangka menengah dan jangka panjang.
Selain itu, Perseroan juga tidak bertumpu kepada satu bidang usaha, karena MUJ juga menggenjot kegiatan usaha lainnya.
Dalam rencana bisnisnya MUJ yang telah bertransformasi menjadi BUMD hoiding energi terus memperkuat sektor migas maupun non migas, pun dengan jasa penunjang energi lainnya. Ini bisa dilihat dalam sejumlah lini bisnisnya yang sudah dijalankan.
Yang terbaru menurut Sani, MUJ melalui anak usaha PT MUJ Energi Indonesia (MUJI) baru saja resmi menandatanganai Kerja Sama Operasi (KSO) bersama Pertamina EP untuk lapangan migas Pabuaran di Kabupaten Subang dalam kurun waktu 10 tahun ke depan.
“MUJ mengatur strategi untuk terus meningkatkan kontribusi dan pendapatannya, salah satunya dengan memperbanyak pengelolaan lapangan migas, dan sumber energi untuk memenuhi kebutuhan energi di Jawa Barat,” ujarnya.
Dengan begitu Sani menatap optimis bahwa Perseroan tetap akan bertumbuh dan berkembang diiringi strategi korporasi yang sudah ditetapkan dalam rencana kerja dan rencana bisnis perusahaan.
“Selain bisnis yang bermuara untuk PAD kontribusi kita juga hadir melalui peningkatan produksi energi, akses energi maupun program tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL),” jawab Sani.
Editor: denkur